Gubernur Suryo, Pencetus Pertempuran 10 November di Balik Nama Besar Bung Tomo


Surabaya, Tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada 30 Oktober 1945 berbuntut panjang. Perwira tinggi tentara Inggris ini tewas dalam insiden baku tembak saat perundingan gencatan senjata di Gedung Internatio.

Pengganti Mallaby di Surabaya, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh kemudian memberikan ultimatum kepada para pejuang untuk menyerahkan senjata sambil menaruh tangan di atas kepala.
Jika tidak menyerah, Mansergh akan menggempur Kota Surabaya melalui udara, laut dan darat pada tanggal 10 November. Ultimatum itu diberikan selama 10 hari sejak tewasnya Mallaby.

Pegiat sejarah Surabaya Kuncarsono menyebut, selama 10 hari tersebut rakyat Surabaya dilanda ketegangan yang luar biasa. Berbagai cara diupayakan untuk melunakkan Inggris agar membatalkan serangan.

"Jadi selama 10 hari tenggat waktu ultimatum, saat itu seluruh rakyat Surabaya dihadapkan ketegangan yang luar biasa. Bayangkan Surabaya akan digempur oleh negara pemenang Perang Dunia II. Jadi bisa dibayangkan betapa mencekamnya saat itu," tutur Kuncar kepada detikcom, Rabu(10/11/2021).

Menurut Kuncar, salah satu pejabat yang paling sibuk selama 10 hari itu adalah Gubernur Suryo. Selama kurun waktu itu, ia intens berkomunikasi terus meminta tolong pemimpin negeri seperti Bung Karno dan Bung Hatta.

Tak hanya itu, Gubernur Suryo juga meminta tolong Menteri Luar Negeri pertama RI Ahmad Soebardjo ke Singapura. Tujuannya sama, yakni meluluhkan hati Inggris agar membatalkan rencana serangan ke Surabaya.

"Jadi posisi Pak Suryo sangat vital dan sentral. Ya karena kan dia gubernur wilayah saat itu. Sehingga dia terus melobi pusat agar menggagalkan rencana Inggris yang akan menyerang ke Surabaya," papar Kuncar.

Namun demikian, semua upaya Gubernur Suryo menemui jalan buntu. Inggris tetap dengan rencananya memborbardir Surabaya. Bahkan Bung Karno pada tanggal 9 November sudah enggan mengangkat telepon dari Gubernur Suryo.

"Sampai hari H pukul 21.00 WIB. Sampai waktu itu Bung Karno sudah tak mau mengangkat telepon dari Gubernur Suryo. Dan nasib Surabaya kemudian diserahkan ke para pimpinan di sini," kata Kuncar.

Menerima mandat itu, lanjut Kuncar, Gubernur Suryo kemudian memegang kendali penuh Surabaya. Dan pada tanggal 9 November pukul 23.00 WIB, Gubernur Suryo membacakan keputusannya akan menghadapi sekutu hingga titik darah penghabisan.

Keputusannya itu, ia bacakan melalui siaran Radio Nirom (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij) bekas milik Belanda. Kantor radio ini terletak di Jalan Embong Malang, Surabaya. Pidato Gubernur Suryo itu kemudian dikenal dengan 'Komando Keramat'.

"Keputusannya malam itu kemudian disebut sebagai pidato 'Komando Keramat'. Karena itu memang keputusan final akan menghadapi atau menyerah kepada Inggris. Dan Gubernur Suryo menyatakan akan menghadapi Inggris," beber pria yang juga inisiator Forum Diskusi Sejarah Begandring Soerabaia itu.

"Nah sayangnya, rekaman pidato di Radio Nirom itu tidak ada. Jadi selama ini orang hanya mengenal sosok sentral Bung Tomo. Tapi sebenarnya sosok sentral itu ya Gubernur Suryo. Karena dia pimpinan tertinggi di Jatim. Jadi bisa dibilang pencetus, penggerak pertempuran 10 November itu ya Gubernur Suryo," paparnya.

Berikut pidato Komando Keramat menjelang Pertempuran 10 November 1945 yang dibacakan Gubernur Suryo:
Saudara-saudara sekalian,
Pucuk pimpinan kita di Jakarta telah mengusahakan akan membereskan peristiwa di Surabaya pada hari ini.
Tetapi sayang sekali sia-sia belaka, sehingga kesemuanya diserahkan kepada kebijaksanaan kita di Surabaya sendiri.
Semua usaha kita untuk berunding senantiasa gagal. Untuk mempertahankan kedaulatan negara kita, maka kita harus menegakkan dan meneguhkan tekad kita yang satu, yaitu berani menghadapi segala kemungkinan.

Berulang-ulang telah kita kemukakan bahwa sikap kita ialah: Lebih baik hancur daripada dijajah kembali.
Juga sekarang dalam menghadapi ultimatum pihak Inggris, kita akan memegang teguh sikap itu. Kita tetap menolak ultimatum itu.

Dalam menghadapi kemungkinan besok pagi, mari kita semua memelihara persatuan yang bulat antara Pemerintah, Rakyat, TKR, Polisi dan semua Badan-badan perjuangan pemuda dan rakyat kita.
Mari kita sekarang memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa, semoga kita sekalian mendapat kekuatan lahir batin serta Rahmat dan Taufik dalam perjuangan.
Selamat berjuang!


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar