Cerita Seru Pasutri Asal Gresik Nonton WSBK di Sirkuit Mandalika


Supardi dan Evi Rendra pulang ke Gresik, Jawa Timur, dengan rasa bangga. Sebab, pasangan suami istri (pasutri) ini ikut menjadi saksi peristiwa bersejarah. Kompetisi balap motor kelas dunia di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 19-21 November 2021.

‘’Bukan hanya sejarah bagi saya dan istri. Tapi, ini juga sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa Indonesia,’’ kata pria berusia 57 tahun itu kepada JawaPos.com, Minggu (21/11).

Supardi memimpikan bisa menonton event internasional langsung ke sirkuit itu sangat lama. Sudah bertahun-tahun. Sebetulnya, dia bisa saja ke sirkuit di negara tetangga. Yakni, Sepang, Malaysia. Tapi, dia ingin arena itu ada di Indonesia. ‘’Makanya begitu kemarin berkumandang lagu Indonesia Raya sebelum dimulai, rasanya merinding,’’ ungkapnya.

Saking kebeletnya, April 2021 lalu, penghobi motor tril itu datang ke Mandalika. Dia ingin melihat langsung sejauh mana progres pembangunannya. ‘’Saya muter-muter di sana. Waktu itu mungkin belum sampai 50 persen. Ternyata, hanya dalam beberapa bulan pembangunannya begitu cepat. Seperti cerita Bandung Bondowoso saja,’’ kelakar pengusaha ayam petelur itu.

Begitu hari H event world superbike (WSBK) tergelar, dia pun dibuat takjub. Bukan hanya sensasi melihat kecepatan dan raungan suara motor para pembalap berkelas dunia itu yang membuat hatinya riang. Lebih dari itu, panorama sirkuit sepanjang 4,3 kilometer dengan 17 tikungan itulah yang membuatnya kagum. Ada keunikan dan nilai eksotika tersendiri.

‘’Betul-betul berkelas dunia. Walaupun kami mengeluarkan biaya tidak sedikit, rasanya terbayar lunas saat melihatnya,’’ ujar Supardi.

Bagi Supardi dan istrinya, menyaksikan WSBK itu memang membutuhkan anggaran lumayan besar. Mulai tiket pulang-pergi (PP) dari Surabaya-Lombok sekitar Rp 3 juta, konsumsi hingga akomodasi selama 3 hari. Terlebih, karena pandemi Covid-19, maka dirinya juga menjalani tes swab saat berangkat dan kembali.

Lalu, tiket untuk menonton. Beruntung, Supardi mengaku kebagian tiket premiere grand stand, yang menyajikan view trek lurus utama sirkuit dekat dengan tempat garis start dan finis. Jika melihat daftar, harga tiketnya dibanderol pada kisaran Rp 2,6 juta sampai Rp 2,8 juta. ‘’Tapi, sekali lagi, kami sangat puas. Semoga saja pada Maret 2022 mendatang, bisa melihat yang MotoGP,’’ harapnya.

Kendati demikian, bapak 5 anak itu juga memberikan catatan. Di antaranya drainase di sekitar arena. Dengan begitu, para penonton lebih nyaman ketika hujan deras terjadi. Selain itu, akses menuju ke Sirkuit Mandalika juga mesti terus dibenahi. Biar sepanjang jalan kian estetik. ‘’Mungkin karena baru pertama,’’ ujarnya.

Tentu bukan hanya pasutri Supardi-Evi Rendra. Yang begitu bangga seusai menjadi saksi catatan sejarah atas kehadiran Sirkuit Mandalika itu. Ada ratusan ribu pasang mata lainnya. Dan, itu bukan cerita legenda seperti kisah Putri Mandalika. Kini, dunia pun ramai-ramai menolehnya. Bahkan, turut mengaguminya. Banyak turis asing seperti dari Jepang, Tiongkok, dan beberapa negara lain.


Sirkuit Mandalika pun bakal melengkapi cerita Putri Mandalika. Seorang putri raja berparas nan elok. Kecantikannya membuat banyak pemuda terpikat. Jatuh cinta. Tidak terkecuali para pangeran dari semua kerajaan. Ceritanya, mereka berlomba ingin melamarnya. Begitu pun dengan Sirkuit Mandalika. Sama-sama elok. Jika Bau Nyale adalah cultural tourism yang terkait dengan cerita Putri Mandalika, Sirkuit Mandalika pun menjadi sportainment tourism.

Tentu, mewujudkan mimpi Sirkuit Mandalika bukan sim salabim. Abra gedabrah, lalu jadi. Tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh proses yang panjang. Bertahun-tahun. Digagas sejak era pemerintahan Orde Baru hingga masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Baru terealisasi di zaman Presiden Jokowi.

Dalam sebuah megaproyek, satu titik krusial adalah pembebasan lahan. Kerap kali tersengal-sengal di proses tersebut. Anggaran ada pun, belum tentu semulus aspal di lintasan sirkuit. Pun begitu cerita proses pembebasan lahan Sirkuit Mandalika. Demikian panjang ceritanya. Maklum, lebih dari 1.000 hektare kebutuhan lahannya.

Nah, di balik upaya penuntasan lahan Sirkuit Mandalika tersebut ada salah satu nama penting. Yakni, Kapolda NTB Irjen Pol M. Iqbal. Informasi di lapangan, begitu gigih jenderal bintang dua itu. Dia bertindak bak air lembut yang mengalir. Mendekati pihak-pihak terkait dengan humanis. Baik warga biasa maupun tokoh masyarakat atau ulama. Bahkan, kabarnya dia sampai tidur beberapa hari di kampung, membaur dengan warga. Pangkat dan kedudukannya dilepas. Seolah tak berjarak.

Namun, Iqbal juga sekokoh pagar baja. Misalnya. ketika ada pihak-pihak yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dia tidak segan bertindak tegas. Ketegasan itu juga disampaikan selama pengamanan WSBK. Perwira tinggi polisi itu tidak ingin keamanan dan kenyamanan di wilayah hukumnya tercederai. Karakter demikian itu juga terlihat sejak dulu. Termasuk ketika menjabat Kapolres Gresik, Kapolres Sidoarjo maupun Kapolrestabes Surabaya.

Boleh jadi karena melihat rekam jejak tersebut, Presiden Joko Widodo dan Kapolri, menugaskan Iqbal sebagai Kapolda NTB sejak Mei 2020. Untuk bergabung dan memperkuat jajaran Forkopimda setempat.  

Satu misinya, menuntaskan megaproyek Sirkuit Mandalika. Tugas itupun telah tuntas. Pada 12 November 2021, Presiden Jokowi telah meresmikan sirkuit kebanggaan ibu pertiwi. Menjadi satu legacy bersejarah bagi Indonesia di mata dunia.
Capaian itu juga membuat Iqbal dan sejumlah pihak mendapatkan penghargaan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Lantas, bagaimana reaksi jenderal asal Palembang itu? Dihubungi melalui sambungan telepon, Iqbal menjawab rendah. ‘’Bukan saya, tapi berkat kerja keras semua stake holder di NTB. Warga, tokoh masyarakat, jajaran Forkopimda, teman-teman TNI-Polri. Semuanya berjasa. Saya hanya menjadi bagian kecil saja. Membantu,’’ ujarnya singkat.

Yang jelas, Iqbal turut berterima kasih kepada semuanya. Mereka yang turut berjuang mewujudkan Sirkuit Mandalika. Tentu, masih banyak pekerjaan rumah. Terutama bagaimana menjadikan kawasan itu memiliki multiplier affect peningkat ekonomi. Baik untuk bangsa, daerah, dan terutama kesejahteraan masyarakat.


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar