Debt is Currency, Currency is Debt: Memahami Uang dalam Sistem Keuangan Modern

 


Dalam sistem keuangan modern, frasa “Debt is currency, currency is debt” bukan sekadar permainan kata, melainkan kebenaran mendasar tentang bagaimana uang diciptakan dan beredar di perekonomian. Untuk memahaminya, kita perlu menelaah sejarah, mekanisme perbankan, dan peran bank sentral dalam menciptakan “uang dari utang”.

1. Uang Kertas Tidak Lagi Didukung oleh Emas

Sebelum 1971, dolar AS dan banyak mata uang lainnya didukung oleh emas — artinya Anda bisa menukarkan uang kertas dengan emas fisik. Namun, sejak Presiden Nixon menghapus standar emas, uang fiat (uang kertas yang tidak didukung oleh aset fisik) menjadi norma global. Nilai uang tidak lagi datang dari cadangan emas, tetapi dari kepercayaan terhadap pemerintah dan sistem keuangannya.

2. Uang Diciptakan Melalui Utang

Mayoritas uang dalam perekonomian diciptakan bukan oleh pemerintah, tetapi oleh bank komersial. Ketika Anda mengajukan pinjaman ke bank — baik itu untuk kredit rumah, mobil, atau bisnis — bank tidak mengambil uang dari brankas dan memberikannya kepada Anda. Sebaliknya, mereka menciptakan uang baru secara digital, menambah saldo di rekening Anda, dan mencatat jumlah tersebut sebagai utang di neraca mereka.

Dengan kata lain:

Uang yang beredar di masyarakat adalah hasil dari utang yang diberikan oleh bank.

3. Bank Sentral dan Penciptaan Uang Negara

Bank sentral seperti Bank Indonesia, Federal Reserve, atau European Central Bank juga menciptakan uang — terutama melalui pembelian obligasi pemerintah. Saat bank sentral membeli surat utang negara, mereka menyuntikkan uang baru ke dalam sistem perbankan. Jadi, bahkan uang yang dicetak oleh bank sentral pun berasal dari transaksi berbasis utang pemerintah.

4. Mata Uang = Janji untuk Membayar

Jika Anda melihat lembaran uang kertas, biasanya tertera frasa seperti "dijamin oleh negara" atau "uang sah untuk pembayaran". Ini mencerminkan fakta bahwa uang fiat pada dasarnya adalah janji pembayaran, bukan nilai intrinsik. Sama seperti surat utang, uang hanya memiliki nilai karena ada pihak (pemerintah atau bank) yang berjanji untuk menebusnya dengan barang atau jasa.

5. Konsekuensi: Sistem Tergantung pada Pertumbuhan Utang

Karena uang lahir dari utang, sistem ekonomi modern bergantung pada terus bertambahnya utang untuk menjaga sirkulasi uang dan pertumbuhan ekonomi. Bila utang berhenti tumbuh, maka suplai uang menyusut, memicu resesi. Ini sebabnya krisis keuangan seringkali berawal dari kegagalan sistem utang.


Kesimpulan: Masyarakat Hidup dari Utang yang Terus Berputar

Konsep “debt is currency, currency is debt” menyoroti betapa dalam keterikatan antara uang dan utang di sistem kita. Uang bukanlah alat tukar netral yang lahir dari kekayaan, tetapi representasi dari utang yang dipercayai akan dibayar. Memahami hal ini membuat kita lebih sadar terhadap kerentanan dan ketergantungan sistem ekonomi modern terhadap utang dan kepercayaan.

 

Baca juga

Posting Komentar