4 Cara Agar Rekening Bank Tak Dibobol Maling


Kemajuan teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat, termasuk dalam melakukan transaksi perbankan. Dengan teknologi, nasabah tak perlu keluar rumah untuk transfer uang, pembayaran tagihan kartu kredit, pembelian pulsa, pembayaran rekening listrik, cek saldo, mutasi rekening, dan sebagainya.
Maklum, semua itu bisa dilakukan melalui teknologi mobile banking (m-banking).

Namun, bagi sejumlah oknum kehadiran teknologi perbankan justru menjadi celah 

untuk menarik keuntungan pribadi. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Central Asia (Tbk) atau BCA Jahja Setiaatmadja bahwa ada yang sudah lama tak terpakai atau mati.

Modusnya, pelaku menggunakan nomor telepon tersebut untuk melakukan transaksi lewat m-banking.

Jahja menyatakan pembobolan rekening bank bisa dilakukan apabila pemilik nomor rekening tak mengatur password secara rumit, seperti, hanya dengan tanggal lahir atau urutan angka 123. Menurutnya, modus ini beberapa kali dialami oleh nasabah BCA.

"Banyak yang tidak sadar mengganti nomor telepon, nomor telepon lama diabaikan. Itu kejadiannya kalau dia gunakan password lalu ada yang menggunakan lagi nomor itu dan ternyata password aplikasi mobile banking mudah, itu akan kejebol," ungkap Jahja dalam diskusi online Sistem Pembayaran Digital oleh CNBC Indonesia.

Oleh karena itu, sebagai nasabah kita harus mampu mengimbangi kecanggihan teknologi dengan kewaspadaan serta kehati-hatian. Berikut sejumlah tips yang bisa dipertimbangkan agar rekening kita anti bobol.

1. Rutin Memperbaharui Data

Perencana Keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Gozali menyarankan nasabah untuk memperbaharui data secara berkala terutama jika terjadi perubahan data. Meliputi, data alamat rumah, kantor, email, nomor telepon, dan sebagainya.

Meski terkesan sepele, namun pembaharuan data sangat penting. Tujuannya, agar pihak bank mudah mendeteksi jika ditemukan transaksi menggunakan data lama oleh oknum tidak bertanggung jawab. Pembaharuan data bisa dilakukan melalui aplikasi maupun datang langsung ke kantor cabang bank terdekat.

"Khusus untuk modus terbaru dengan memanfaatkan nomor handphone lama yang tidak terpakai. Jangan lupa untuk melakukan pengkinian data nasabah ke bank, atau melakukan update nomor di aplikasi yang terhubung dan menggunakan OTP (One Time Password) via sms," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/9).

2. Lindungi Data Pribadi

Gozali mengatakan nasabah harus melindungi data-data pribadi dengan cara tidak memberitahukan data tersebut kepada sembarang orang. Apalagi, jika data-data tersebut berkaitan dengan validasi transaksi perbankan, misalnya tanggal lahir, nama ibu kandung, dan alamat sesuai KTP.

Ia juga mengimbau nasabah bijak menggunakan media sosial untuk berbagi informasi, lantaran tidak ada batasan penerima jika sebuah informasi sudah kadung diunggah melalui internet.

"Karena kadang secara tidak sadar kita share nama ibu kandung, foto kartu ATM, terutama di bagian belakang ada kode keamanan, atau informasi pribadi lainnya yang mungkin dimanfaatkan sebagai celah penipuan," imbuhnya.

3. Berkala Ubah PIN

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menambahkan tak kalah pentingnya agar rekening tidak bobol adalah mengganti nomor PIN secara berkala. Hindari pemakaian PIN dengan kombinasi nomor tanggal lahir, sebaiknya menggunakan PIN dengan tingkat kerumitan tinggi.

"Secara berkala mengubah PIN dan punya catatan dengan (PIN) agar tidak lupa tadi catatannya jangan di handphone," ujarnya.

Untuk informasi, PIN dengan kerumitan tinggi adalah kombinasi huruf kapital, huruf kecil, angka, dan karakter. Selain itu, hindari kombinasi PIN untuk transaksi perbankan yang mudah ditebak seperti urutan angka 1234.

Gozali menambahkan jika nasabah berganti smartphone, sebaiknya menghapus aplikasi m-banking pada perangkat lama. Termasuk, menghapus riwayat SMS dan email yang mencantumkan kode OTP maupun validasi transaksi lainnya.

"Begitu juga ketika smartphone hilang, langsung lakukan tindakan pencegahan dengan blokir rekening atau ganti password," katanya.

4. Tidak Menaruh Dana dalam Satu Rekening

Tejasari juga menyarankan agar nasabah tidak menempatkan uangnya dalam satu rekening. Terlebih jika nasabah selalu membawa kartu ATM rekening tersebut di dalam dompet, maupun menginstal m-banking dari smartphone.

Sebaiknya, kata dia, nasabah memiliki sejumlah rekening di bank dengan tujuan penggunaan dana berbeda. Misalnya, satu rekening uang penghasilan lalu rekening lain untuk dana darurat.

Tujuannya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka nasabah masih memiliki cadangan dana.

"Juga disarankan tidak menaruh banyak uang di rekening tabungan, kalau banyak bisa memasukkan ke deposito atau rekening investasi," ucapnya.


Baca juga

Posting Komentar