- #gresikbaik
- #gresikbaik#gresikinfo#wisefxprofitiatiqamah
- #gresikinfo
- #infogresik
- #wisefx
- 1 muharram 1442
- 2020
- 2021
- 2036
- 5G
- 6G
- Abdul Halim
- ad dibai
- Agama
- ahliquran
- AI
- air bersih
- airlangga hartanto
- AKBP Mochamad Nur Azis
- Akidi tio
- akr
- akuntabilitas
- al-aqsa
- Alaska
- alat rapid antigen bekas
- alibaba
- alibaba didenda
- amerika serikat
- aminatun habibah
- Anadolu
- anak
- andrea dovizioso
- android
- antariksa
- antikorona
- APBN
- aplikasi bansos
- aplikasi tiktok
- apple
- Arab saudi
- arkeolog
- artabersamajaya
- artefak
- artefak kuno
- artha bersama jaya
- as
- asean
- aset digital
- Aset negara
- asetdigital.
- asn
- assassin's creed
- astronomi.
- Aturan lalulintas
- australia
- axa financial
- ayahanda guru
- azis syamsuddin
- BAIS
- Bakamla RI
- bali
- bambang soesatyo
- bandung
- Banjir
- banjir gresik
- banjir kali lamong
- bank bni soul
- bank digital
- Bank indonesia
- bank kebobolan
- Banser
- Bansos
- bantuan
- banyumas
- barajp
- barajp gresik
- batik
- batik sendang duwur
- Batu bara
- bawaslu gresik
- bayar paspor
- Bea Cukai
- bebaskorona
- BEI
- bekasi
- bencana hidrometeorologi
- bencanaalam
- bencanabanjir
- Benda bersejarah
- Benua baru
- benua kuno
- Berita
- beritaabubakarba'asyir
- beritabaru
- beritacovid-19
- beritadesa
- beritaduka
- beritadunia
- beritaekonomi
- beritanews
- beritatahunbaru
- beritaterbaru
- beritaterkini
- berlian di gresik
- berlian gresik
- berubah kaya
- biden
- Bill gates
- BIN
- bintang persahabatan
- Bioavtur
- Bisnis
- bisnis batik
- bisnis digital
- bisnis swasta china
- bisnisdankeuangan
- bisnisonline
- bisnisyuk
- blackrock
- blokir fintech ilegal
- BLT-DD JPS
- blt600
- BMKG
- BMKS
- BMW
- BNPB
- BNPT
- Bola
- Bom makassar
- bpn
- BPOM
- Bps
- brand lokal
- breakingnews
- BRI
- BRILiaN
- bromo
- bsinis
- Buah
- Buffett
- BUKU
- Buku nikah digital
- Bulan Muharram
- Bumi
- bumn
- Bunglon langka
- bunglon voeltzkow
- bursa efek indonesia
- bursa saham
- bursamobil
- bus listrik
- cak nun
- caleg
- caleg pkb dapil 3 gresik
- capital outflow
- caramenghasilkanuang
- celurit
- Cerita
- chatgpt
- china
- Cilegon united
- cintaulama
- CLOUDFLARE
- coblosnomersatu
- Coklat
- Copa america
- CORONA
- Covid-19
- covid19
- covid19.
- cuaca ekstrem
- cuaca.
- Daerah
- dahsyatnyasholawat
- Dakwa ISLAM
- dalangnyaomnibuslaw
- DANA 2.0
- Dana asing keluar indonesia
- darisantriuntuknegeri
- Data
- data bocor
- data bpjs kesehatan
- debt collector
- defisit
- deflasi
- dekrit presiden federasi rusia
- Demo
- densus 88
- depresi
- desa terbesih didunia
- Design
- devisa
- diabetes
- digital
- Digital farming
- digitalmarketing
- diogo jota
- Disdik makassar
- diskon listrik
- dividen
- DKI Jakarta
- doa
- dollar
- donald trump
- donasi
- donasiwisefx
- donasiyatim
- dopamin
- dopamine
- Download
- dpd
- dpr ri
- dpw petanesia
- dr Alif
- drone asing
- dropship
- dsb
- dunia digital
- durian
- E-commerce
- E-ktp
- EA.wisefx.org
- eawb
- ebu 2020
- edisimaulidnabi
- editing
- Education
- Edukasi
- edukasi menabung
- ekonomi
- Ekonomi & Bisnis
- Ekonomi & Hukum
- Ekonomi & Politik
- ekonomi amerika
- Ekonomi Bisnis
- ekonomi dan bisnis
- Ekonomi dan Hukum
- Ekonomi dan Politik
- ekonomi digital
- ekonomi indonesia
- ekonomi.
- ekonomibisnis
- ekonomikerakyatan
- ekonomirakyat
- Ekspor impor
- elektronik.
- elextronik.
- elon musk
- emak trader sekapuk
- emak-emak
- emas
- emmanuel macron
- emotional eating
- empon-empon
- energi
- energi terbarukan
- Era digital
- Erick Thohir
- Eropa
- eurusd
- evakuasi kri nanggala 402
- excel
- exonomi.
- exoplanet
- fadli zon
- fandi
- fasilitas nuklir iran
- Fenomena alam
- festival layangan
- filsafat
- filsuf
- finacial
- Finance
- Finance InfoGresik
- Financial
- Finansial
- Finansial personal
- finansialmanajemen
- finasial
- fintech
- fintech ilegal
- Firosya Shalati.
- Fitur SOS
- fiverr
- flu spanyol
- formappi
- formula1
- Fotografi
- fpi
- full review
- G20
- G20 indonesia
- gagal vaksinasi karena NIK
- galaksibimasakti
- Galaxy Ultra
- gambar salib
- Game
- Game edukasi
- game online
- Ganja
- garuda indonesia
- Garuda shield ke-15
- Gaya hidup
- Gayahidup
- gejalaalam
- gempa aceh
- Gempa bumi
- gempa cianjur
- generasi milenial
- Gerge soros
- gerindra
- gerindra gresik
- gerindra ujungpangkah
- giri kedaton
- giveaway
- golongan darah
- good doctor
- Google Maps
- Green energy
- gresiikbaik
- gresik
- Gresik baik
- Gresik.com
- gresikayemtentrem
- gresikbaik
- Gresikbaik Cerita Lucu
- Gresikbaik Ekonomi
- Gresikbaik Financial
- Gresikbaik Gaya Hidup
- Gresikbaik Gayahidup
- gresikbaik gresikinfo
- Gresikbaik Healthy
- Gresikbaik Infogresik
- Gresikbaik Melek Finansial
- Gresikbaik Money
- Gresikbaik Motivasi
- Gresikbaik Politik
- Gresikbaik Teknologi
- gresikbaik:Tribusnewpolres gresik.
- gresikbaik.gresikinfo
- gresikbaikmulia
- gresikberiman
- gresikbumiwali
- gresikinfo
- gresikinfo.otomotif.
- gresikmulia
- Gresikonline
- gresiksehat
- grup telegram investasi bodong
- gubrnurjatim
- Gudang vaksin
- gudfur
- Guinness World Record
- gunung galunggung
- gus fik
- gus fik.com
- Gus muwafiq
- gus yani
- gusduriyan
- gusfik
- gusmus
- habib abu bakar as segaf
- hacker
- hadiwijaya
- haji
- haji 2021
- hapuskan pinjol dari Indonesia
- harbolnas
- Harga BBM
- Harga emas
- harga komoditas
- Harga minyak dunia
- Harga rumah
- hari pahlawan
- Hari raya idul fitri
- hari santri
- harvard
- HAUL SUNAN GIRI
- HAUL YM AYAHANDA GURU KE-21
- Health
- Healthy
- hiburan
- hidayat nur wahid
- hidroponik
- hikmah
- hoaks
- Honda
- huawei
- hujan
- HUKUM
- Hukum & Kriminal
- Hukum dan Ekonomi
- Hukum dan Pemerintahan
- Humor
- Humor Gus Dur
- HUT ke75 RI
- hut psi 9
- HUT RI
- HUT RI 75
- HUT RI 76
- Hutan
- Hutan Jawa
- Ibadah
- ibadah haji
- idul fitri
- ihsg
- ihsg juni 2021
- ikan cupang
- ikhlas
- ikn
- ikn nusantara
- Ilmu Pertanian Kuno
- ilmuan
- Indonesia
- indonesia pasca pandemi
- indonesiaku
- indosat ooredoo
- indramayu
- industri gas
- industri halal
- industri syariah
- INFESTASI
- InfGresik
- inflasi
- info gresik
- info gusfik
- Info Jatim
- info:gresikbaik
- info:gresikbaik peduli
- info:gusfik
- infobisnis
- infogresik
- infogresik info gresik
- infogresik:Gresikbaik
- infokeberuntungan
- infopengusaha
- infopilkada
- InfoSehat
- Infrastruktur
- infrastruktur ketenagalistrikan
- inovasi
- inovasi mahasiswa
- insentif fiskal
- Inspirasi
- inspirasihidup
- inspirasisufi
- inspirasitokoh
- inspirasiwali
- insudpeduli
- intel rocket lake
- Internasional
- Internasional News
- internasional.
- international.
- internet
- inti doa
- invermectin
- investasi
- ios
- IoT
- iPhone 14
- IPNU
- ipnu sekapuk
- iQAe
- irak
- iran
- Islam
- islam nusantara
- islamdunia
- islamfobia
- islamnusantara
- isoman
- Israel
- isu penting
- Itaewon
- IUP batubara
- Izin mendirikan bangunan
- jack ma
- jagaNKRI
- jakarta
- jalur gaza
- jaringan internasional
- jaringan isis
- jatim
- jatim bebas zona merah
- jatiminfo
- jatman
- Jawa
- Jawa Tengah
- Jawa timur
- jawsan kabir
- jawsyan kabir
- Jenderal polisi listyo sigit prabowo
- jepang
- Jeruk
- jiipe
- joe biden
- joko kendil
- jokowi
- joni istiawan
- Jono
- jual beli tanah
- jual tanah bonus janda
- jus jeruk
- kabarinternasional
- kabarpesantren
- kabupaten nagekeo
- Kacang macadamia
- kacang rendah kolestrol
- kaesang
- kaesang pangarep
- Kajian
- Kajian Religi
- Kali Lamong
- kampung tangguh narkoba
- kanjuruhan
- kanker
- kapal asing
- kapal selam hilang kontak
- kapal tanker
- Kapal tenggelam
- kapal terbakar
- kapolres gresik
- Kapolsek Menganti
- karakter
- Kartini
- kartu kredit
- kartuprakerja
- kasus covid-19
- keamanan
- Keamanan laut
- Kebakaran
- kebiasaan
- kebijakan pemerintah
- Kebocoran data publik
- kebutuhan.
- kecanduan
- kecelakaan
- kehidupan rasulullah
- kejagung
- kejiwaan
- kek gresik
- kek indonesia
- kek jiipe
- Kekerasan seksual anak
- kelangkaan tabung oksigen
- kelautan
- keluarga
- Keluarga kru kri nanggala 402
- kembang kerah macan
- kembang leson
- Kemenag
- Kemendagri
- kemenkes
- kemenko perekonomian
- Kemenperin
- Kementan
- kementerian perdagangan
- kementerian PUPR
- kementrian agama
- kementrian BUMN
- Kemerdekaan RI
- kepenperin
- kepulauan sula
- Kerajaan majapahit
- Kereta
- kereta cepat
- kereta cepat jakarta-bandung
- keris luk 13 sindujoyo
- keris sindujoyo
- Kerja sama bilaterial
- kesehatan
- kesehatan.
- ketua mpr
- keuangan
- KH Minanurrohman Al-Ishaqy
- kh mukhtar jamil
- KH. Hamid Kajoran
- khanif azhar
- Khasiat Kepiting
- Khasiat Toga
- Khofifahindarparawansa
- Kisah
- Kisah Hikmah
- Kisah Inspiratif
- Kisah Kyai Pahlawan
- Kisah Nabi
- kisah nyata
- Kisah Para Wali
- Kisah Sufi
- Kisah Sukses
- Kisah Unik
- Kisah Wali
- Kisah Waliyullah
- kisahinspiratif
- kisahsufi
- kisahulama
- klikinfo
- km karya indah
- kominfo
- Komnas HAM
- komunitastradervalaswisefx
- konflik palestina israel
- Konflik papua
- kongvector
- kontrol gula darah
- koperasi
- koperasiabj
- koperasiartabersamajaya
- kopi
- korupsi
- korupsi bansos covid-19
- kpk
- kreatif
- Kredit macet
- Kri golok 688
- kri nanggala 402
- Kriminal
- krisis air
- krisis energi
- kua
- Kualifikasi Piala asia 2023
- kualifikasi piala dunia 2022
- kucing
- kue bantol
- Kuliner
- kuliner gresik
- kumpulan doa
- kuno
- kurban 2022
- kurs pajak
- kurs pajak dollar
- kurs pajak minggu ini
- kwintasi
- Laba bni soul
- lamongan
- LARI MARATON
- laut Indonesia
- layang-layang
- lazada
- league of legends
- lebaran
- lembaga permasyarakatan
- Libur panjang
- life
- lifestyle
- Liga 2
- lightroom
- link cek pilkada
- liputan
- liverpool
- Logistik
- logo HUT RI 75
- lomba
- lrt
- lsm patra
- luar angkasa
- Luar Negeri
- luhut
- Mabes polri
- madu
- mahasiswa
- mahasiswa its
- mahasiswa jual ganja
- makam sunan giri
- makan jeruk
- Malang
- Mall
- manajemenfinancial
- manajemenkeuangan
- manajemenresiko
- Manca Negara
- mancanegara
- mandiri
- manfaat
- manusia goa sekapuk
- mara salem berharap
- Maraton
- mars
- martin marunung
- masa depan
- maskapai penerbangan
- masyarakat
- maulid
- Maulid Nabi
- Maulid Nabi SAW
- Mbah Haji Agung
- mbah sapu jagad
- Medsos
- megawati soekarnoputri
- meksiko
- Melek Bisnis
- Melek Fiansial
- Melek Financial
- melek finansial
- melek politik
- Melek Teknologi
- melekfinancial
- melekfinansial
- memori
- menabung
- mendagri
- mengelola gaji
- mengelola keuangan
- meningkatkan nilai brand
- meningkatkan sistem imun
- menkes
- menkeu
- Menlu retno marsudi
- mensos juliari tersangka
- Mensos risma
- menteriagama
- menteripendidikan
- mercedes-benz
- metformin ditarik edar
- Metmormin
- Mi instan
- mi instan+nasi
- miliarder
- Milineal
- minimalis
- Minyak mentah
- misi antariksa
- mister loo
- mobil
- mobil harga 50 juta.
- mobil listrik
- mobil seharga nmax
- mohamed salah
- Money
- mood
- motivasi
- Motivasi Kaya
- motogp
- mrs
- mrt
- muhaimin iskandar
- mui
- Munas NU
- Mural
- mural dilarang
- muri
- musim hujan
- Myanmar
- Nabi muhammad saw
- Nabiyullah
- narkoba
- narkotika
- Nasa
- nasi
- Nasional
- nasional.
- nasionalisme
- Nataru
- negara G20
- negara islami
- netflix
- News
- niat
- nikel
- Nisar
- NPWP
- nu
- NU.or.id
- nuklir iran
- Nvidia
- obat
- obat diabetes
- OJK
- olahraga
- olimpiade tokyo 2021
- omnibuslaw
- omnibuslaws
- ongkos politik
- online
- onzoom
- Opini
- Orang Jawa
- orangsukses
- orangterkaya
- Otomatif
- Otomotif
- otomotif syariah
- ovo
- Pahlawan
- Pahlawan Kemerdekaan
- Pak dr Alif
- Pak Qosim
- pakar gizi
- paladium
- palestina
- Paman Sunan Giri qs
- PANDEMI
- papua
- Pareidolia
- pariwisata
- pariwisata danau toba
- pariwisatagresik
- pasar modal
- pasien covid-19
- paslon
- pasokan oksigen
- paspampres
- Pasr saham
- paypal
- pbb
- pcx 2021
- PDAM
- pdb bruto
- Pedulilindungi
- Pegadaian
- pegawai
- pekerja seni
- pelaku perjalanan
- pelaku usaha
- pelanggaran pilkada paslon
- peluang bisnis
- peluangusaha
- pemasukannegara.
- pembangunan.
- Pembelajaran tatap muka
- Pemberdayaan petani
- pembobolan rekening nasabah
- Pemerasan wali kota tanjungbalai
- pemerataan internet
- Pemerintah rusia
- Pemerintahan
- pemilu
- pemilu amerika
- pemilu2024
- pemkot makassar
- pemkot surabaya
- Pemuda
- PEMULA
- pemulihan ekonomi
- penanganan pandemi covid
- penangkalcovid-19
- penangkapan narkoba malang
- pencak silat
- pendamping petani
- pendidikan
- Penembakan jurnalis
- Penemu
- penemuan.
- penentuanhilalramadhan
- Pengasuh PP Darul Ubudiyah Roudlotul Muta'allimin
- penggeledahan
- pengurusanpajaksepedamotor
- Peninggalan belanda
- penipuan
- penjelasan facebook
- penny lukito
- Penodaan agama
- penyebab rem blong
- penyelenggaraan haji
- Penyelundupan Rotan
- Penyerangan masjid al-aqsa
- penyidik kpk tersangka suap
- penyuluhan petani
- pepes bandeng
- peradaban kuno
- perancis
- Perang dagang
- perawatan mobil
- perawatan rem
- perbankan
- perbatasan
- perdagangan
- Perdagangan bebas
- peredaran sabu sabu
- perikanan
- perisai besi
- peristiwa
- Perjuangan
- perkamen
- perkawinan
- permen antidiabetes
- permen kulit salak
- PERPUSTAKAAN
- perserikatan bangsa-bangsa
- Persetujuan bangunan gedung
- pertamina
- pertanian
- pertumbuhan ekonomi
- perum damri
- perusahaan china
- Pesangon
- Pesawat
- Petani
- petani milenial
- Petasan
- peternakan sapi
- petisi
- photography
- photoshop
- Pilakda 2020
- pilbup gresik
- pilihnomorsaru
- pilihnomorsatu
- Pilkada
- pilkada 2020
- pilkada gresik
- pilkada gresik 2020
- pilkada jawa timur
- pilkada2020
- pilkadagresik
- pilpres 2024
- pilpres AS 2020
- pinjaman online
- pinjol
- pisang
- PJB
- pks
- Pln
- Pltsa
- pmk
- Pohon pelangi
- pola makan
- polisi
- Politik
- Politik & Hukum
- Politik & Pemerintahan
- Politik dan Hukum
- Politik dan Pemerintahan
- Politik Internasional
- Politik Luar Negeri
- Politik Nasional
- Politik Pemerintahan
- politik.
- politikinternational.
- polres Gresik
- polres jember
- polrestabes surabaya
- polrrs jakarta barat
- pondra priyo utomo
- pos keuangan
- POTENSI
- ppkm
- ppkm darurat
- ppkm level 4
- PPKM mikro
- ppp
- prabowo subianto
- prabowo-gibran
- prakerja
- prank
- pray for cianjur
- Presiden
- presiden 2024
- Presiden jokowi
- presiden xi jinping
- presidensi G20 indonesia
- Produk audio
- produksi padi
- produktivitas
- profesi
- profesor
- Profil
- Profil Orang Sukses
- profit
- profitable
- profitistiqamah
- prokes
- Properti
- Proyek jalan tol
- psi
- PSI Gresik
- PSI Lamongan
- psi parlemen
- psikologi
- psikopat
- Pt antam
- pt bio farma
- pt bkms
- pt garuda indonesia tbk
- pt mgi
- Pt pertamina geothermal energy
- pt wisefx
- Pulau Jawa
- pulau moyo
- pulau terlarang
- pungli
- pupr
- pusaka
- pusat perbelanjaan
- putri indonesia
- QA
- qa ujungpangkah
- qasim alif
- qasimalif
- Qosim
- qosim alif
- qosimali
- qosimalif
- qualcomm
- queen waterfall
- qurban
- Raffi ahmad
- raja juli antoni
- rangin
- RANS
- RANS cilegon fc
- RAPBN
- Rasulullah
- reformasi birokrasi
- Regional
- Rekapitulasi Pilkada Jawa Timur 2020
- relawan jokowi
- Religi
- rem mobil blong
- Rembang
- resesi
- rhomairama
- riset
- rizieq shihab
- robot
- rsd wisma atlet
- Rudy salim
- rumah
- rumah dp 0 persen
- rupiah
- rusia
- sabu
- sadakah buka puasa
- saham
- saham trader
- Sains
- Sains dan Teknologi
- Salak
- salamprofitistiqamah
- samsung
- Samsung Fold
- sandry pasambuna
- Sastra
- sastra islam
- Satelit Nasa
- Science
- sdm 4.0
- sejarah
- Sejarah Airlangga
- Sejarah Indonesia
- Sejarah Keturunan Nabi
- Sejarah Khadijah
- Sejarah Nasional
- Sejarah Peristiwa Karbala 2
- Sejarah Prambanan
- Sejarah Sahabat Nabi
- Sekolah tatap muka
- selandia
- selandia baru
- Seleb
- selebritas
- semeru
- seorangmiliaderAndrewcarnegie
- sepak bola
- Sepakbola
- Serangan israel
- Serapan anggaran
- sertifikat tanah
- SERTIFIKAT TANAH ELEKTRONIK
- sertifikattanah
- setkab
- siklon
- sistem
- sistem imun
- situs
- smelter
- smelting
- Soccer
- socrates
- solusiekonomi
- sosial
- sosial digital
- sosial ekonomi
- sosialkemasyarakatan
- Sosok
- Sosok Inspiratif
- SPAM
- Sport
- sri mulyani
- sri mulyani indrawati
- ssb sekapuk
- Startup
- stasiun antariksa
- statistik pendidikan
- stepanus robin
- stimulus tarif listrik
- strategipemasaran
- Subsidi listrik
- Sucses Story
- sufism
- sukaulama
- sukses
- Sukses Story
- Sunan Giri
- sunan prapen
- suparjo sekapuk
- surabaya
- susu
- susu almond
- sutawijaya
- syahrul yasin limpo
- syarat pilkada ulang
- syekh kujo
- Tabung oksigen
- tabungan
- tabungan emas
- tambang
- tambangemas.
- TANAMAN HERBAL
- tanaman hias
- tani
- Tarekat Qadiriyah wa-Naqsyabandiyah
- Tasawuf
- tatasurya
- tautan data pribadi
- Tawuran
- teh
- tekhnologi
- teknologi
- Teknologi & Kesehatan
- Teknologi Canggih
- Teknologi Kesehatan
- Telkom
- TelkomGroup
- Telkomsel
- terduga teroris
- Terorisme
- tersangka
- Terusan suez
- the fed
- Tiktok
- tim mercedes
- timnas mesir
- Timur tengah
- Tiongkok
- tips
- tips dan trik
- tips keamanan keuangan
- tips otomotif
- tipskaya
- tipssehat
- tka
- tkn prabowo gibran
- tni
- TNIAD
- TNIAL
- toilet di danau toba
- Tokoh
- Tokoh Inspiratif
- Tokoh Nasional
- Tokoh Pahlawan
- Tokoh Perempuan
- Tokoh Sufi Ayahnda Guru
- tokopedia
- tol
- tol cisumdawu kertajati
- tol yogya-bawean
- toponim
- trading
- tradingforex
- tradisi
- transaksi digital
- transformasi digital
- Travel
- Tren
- trend
- trending
- trik
- trump
- tukang pijet
- Tumenggung Pusponegoro
- Tutorial
- TWK
- uang
- uang digital
- uang palsu
- ubi jalar
- uji klinik invermectin
- Ujungpangkah
- ukm
- ulamanusantara
- umk
- umkm
- umrah dan haji
- uni emirat arab
- Unik
- US army
- usulan 3 periode
- utang
- Utang Pemerintah
- UU cipta kerja
- vaksin
- vaksin covid19
- vaksinasi guru
- varian delta
- vario 150
- Viral
- VIRUS
- vsco
- Wabub
- Wafat
- wali
- walisongo
- Waliyullah
- wanita terobos iringan Jokowi
- Warga tirtoadi
- warisan budaya
- webinar digital farming
- widefx.co.id
- wiku adisasmito
- WIRAUSAHA
- wisata
- wisatamancanegara.
- WISE
- wisefx
- wisefx.bisnis
- wisefx.co.id
- wisma atlet
- WNA
- WNI
- work from home
- wto
- wuling
- xiaomi
- yamaha
- youtube
- ziarah wali 5
- zona merah
- zoom
10 Oktober 680 Tragedi Karbala, Kematian Husein bin Ali, dan Terbelahnya Islam
Kobaran duka. Petaka memecah di langit Karbala.
Pemimpin Islam setelah Rasulullah dan khalifah pertama Abu Bakar wafat mengalami berbagai ujian. Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua tewas dibunuh Abu Lu’Lu’ah, seorang pandai besi asal Persia. Ia mendendam setelah Persia ditaklukkan pasukan Islam. Pada suatu pagi saat Umar bin Khattab dan kaum Muslimin melaksanakan salat Subuh di Masjid Nabawi, Abu Lu’Lu’ah menikam tubuh khalifah hingga tersungkur dan meninggal dunia. Sementara khalifah ketiga, Utsman bin Affan, tewas dibunuh kaum oposisi saat terjadi krisis politik yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Kaum Muslimin yang datang dari Mesir, Bashrah, dan Kufah mengepung rumah khalifah selama hampir empat puluh hari. Utsman bin Affan akhirnya tewas dihunjam dua tombak pendek milik para oposisi. Dan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat meninggal dunia dibunuh Abdurrahman bin Muljam, seorang kaum Khawarij, ketika ia sedang wudu untuk menunaikan salat Subuh. Abdurrahman bin Muljam yang datang tiba-tiba mengayunkan pedangnya yang terhunus. Khalifah keempat itu tak sempat mengelak hingga pedang mengenai kepalanya dan ia roboh. Beberapa saat kemudian ia meninggal dunia. Baca juga: Krisis Politik yang Menyebabkan Terbunuhnya Ali bin Abu Thalib Sejak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Muawiyah dari Bani Umayyah yang berkedudukan di Syam atau Suriah terus merongrong. Ia berambisi merebut tampuk kekuasaan khalifah. Dua hari sepeninggal Khalifah Ali bin Abi Thalib, kaum Muslimin di Kufah sebagai pusat pemerintahan Islam membaiat Hasan bin Ali (selanjutnya ditulis Hasan). Menurut Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978), beberapa saat sebelum Ali bin Abi Thalib wafat, salah seorang sahabatnya bertanya apakah para pengikutnya harus membaiat salah satu putranya, yakni Hasan. Ali bin Abi Thalib menjawab, “Aku tidak menyuruh dan tidak melarang.” Mulanya Hasan enggan menerima pembaiatan dirinya sebagai khalifah, tapi ia didesak penduduk Kufah sehingga akhirnya menerimanya. “Keengganan itu tampak sekali dari sikapnya yang pasif selama dua bulan sejak dibaiat sebagai khalifah. Selama itu ia tidak mengambil langkah apa pun juga terhadap ancaman Muawiyah bin Abu Sufyan di Syam yang sudah siap siaga hendak mencaplok seluruh dunia Islam,” tulis Al-Hamid Al-Husaini. Karakter Hasan yang lebih menyukai perdamaian membuat ia mengirim surat kepada Muawiyah, isinya mengajak Muawiyah untuk bergabung bersama orang-orang yang telah membaiatnya sebagai khalifah. Namun, Muawiyah yang telah berpengalaman dalam dunia politik justru menjawabnya dengan sinis. “Jika aku yakin bahwa engkau lebih tepat menjadi pemimpin daripada diriku, dan jika aku yakin bahwa engkau sanggup menjalankan politik untuk memperkuat kaum Muslimin dan melemahkan kekuatan musuh, tentu kedudukan khalifah akan kuserahkan kepadamu,” jawabnya. Muawiyah lalu melanjutkan dalam surat balasannya bahwa dirinya yakin jika ia lebih sanggup menjadi khalifah daripada Hasan karena lebih tua dan berpengalaman. Ia bahkan menyuruh Hasan untuk mendukung dirinya sebagai khalifah. Muawiyah lalu membawa pasukannya yang besar dari Syam menuju Kufah untuk menggulingkan Hasan yang telah dibaiat sebagai khalifah. Mendengar kabar pergerakan pasukan Muawiyah, Hasan mengumpulkan penduduk Kufah untuk bersiap melawan pasukan tersebut. Namun, penduduk Kufah yang telah membaiatnya sebagai khalifah justru merosot mentalnya. Sebagian dari mereka tidak menyambut seruan khalifah. Hanya sebagian saja yang bersiap maju ke medan pertempuran. Nahas, Ubaidillah bin Abbas, orang yang ditunjuk untuk memimpin pasukan yang bersiap membela khalifah tersebut ternyata berkhianat dan berbalik mendukung Muawiyah. Hal ini membuat semangat pasukan longsor. Malah karena persoalan politik lainnya, mayoritas penduduk Kufah berbalik hendak menjatuhkan khalifah. Di tengah situasi yang rumit tersebut, khalifah akhirnya memutuskan untuk melakukan perdamaian dengan Muawiyah. Salah satu poin perjanjian damai tersebut adalah menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, yang dikutip Hamka dalam pengantar di buku karya Al-Hamid Al-Husaini, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya anakku [Hasan]—Rasulullah kerap memanggil cucunya dengan ungkapan ‘anakku’—ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin.” Hal ini, menurut Hamka, memang terjadi pada tahun 40 Hijriyah saat Hasan menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah, sehingga dua kubu yang berseteru dapat bersatu di bawah kekhalifahan Muawiyah. “Tahun penyerahan kuasa itu dinamai orang: ‘Aamul Jamaah’ atau tahun bersatu kembali,” tulis Hamka. Permintaan Baiat dari Kufah Hasan yang telah menyerahkan kekhalifahannya kepada Muawiyah akhirnya meninggalkan Kufah dan pergi ke Madinah. Sampai akhir hayatnya ia tinggal di kota tersebut. Sementara Muawiyah meninggal dunia pada tahun ke-60 Hijriyah setelah sebelumnya menobatkan Yazid bin Muawiyah (selanjutnya ditulis Yazid), anaknya, sebagai putra mahkota yang akan meneruskan kepemimpinannya. Sepeninggal dua orang tersebut, sejarah mencatat bahwa kebencian Muawiyah kepada Ali bin Abi Thalib dan kebencian Muawiyah kepada Hasan, terus berlanjut ketika Yazid berkuasa yang membenci Husein, adiknya Hasan. Hal inilah yang akhirnya mengobarkan perang, atau lebih tepatnya pembantaian terhadap Husein dan pengikutnya di Karbala. Dalam catatan Al-Hamid Al-Husaini, kebencian Muawiyah terhadap Ali bin Abi Thalib dilatari tiga hal: Pertama, fanatisme kekabilahan yang secara turun-temurun menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang Bani Hasyim (Ali bin Abi Thalib keturunan Bani Hasyim). Kedua, karena Muawiyah tahu bahwa dalam peperangan masa lalu antara kaum Musyirikin Quraisy dan kaum Muslimin, banyak keluarga dan kerabatnya yang tewas di ujung pedang Ali bin Abi Thalib. Ketiga, Muawiyah mengenal tabiat Ali bin Abi Thalib sebagai sahabat Nabi yang keras membela kebenaran dan keadilan serta berani bertindak tegas terhadap kebatilan dan kezaliman.
Naiknya Yazid sebagai penguasa baru yang berkedudukan di Damaskus, Syam, segera mengintai keselamatan Husein yang tinggal di Madinah. Mata-mata berkeliaran mengawasi gerak-gerik cucu Rasulullah tersebut. Demi keselamatan, ia beserta keluarganya akhirnya pindah ke Makkah. Penduduk Kufah yang semula daerahnya dijadikan pusat pemerintahan kekhalifahan, merasa kecewa dengan kepemimpinan Yazid. Mereka mengharapkan perubahan, dan harapan itu mereka sandarkan kepada Husein. Mereka lalu meminta Husein untuk pergi ke Kufah untuk mereka baiat sebagai khalifah. Dalam surat permintaan yang diterima Husein, mereka menyatakan bahwa lebih dari 100.000 penduduk Muslimin Kufah telah siap menerima kedatangannya. Meski kabar tersebut merupakan angin segar bagi Husein karena ternyata ada dukungan yang begitu besar untuk menghadapi kezaliman Yazid, tapi ia tak buru-buru menerima permintaan tersebut. Mula-mula ia mengutus Muslim bin Aqil pergi ke Kufah untuk memperoleh keterangan yang pasti tentang keadaan yang sebenarnya. Tak lama setelah tiba di Kufah, Muslim bin ‘Aqil menulis surat kepada Husein yang isinya menginformasikan bahwa penduduk Kufah telah bulat untuk membaiat Husein sebagai khalifah. Namun, kabar kedatangan Muslim bin ‘Aqil ke Kufah dan rencana pembaiatan Husein sebagai khalifah terdengar oleh Yazid. Ia lalu mengganti kepada daerah Kufah, Nu’man bin Bisyr oleh Ubaidillah bin Ziyad yang terkenal kejam. Pergantian kepala daerah tersebut membuat penduduk Kufah ketakutan, dan nasib Muslim bin ‘Aqil pun diintai marabahaya. Setelah mencoba bersembunyi di rumah penduduk, akhirnya Muslim bin ‘Aqil tertangkap dan dibunuh pasukan Ubaidillah bin Ziyad.
Situasi Kufah yang telah berubah drastis dan terbunuhnya Muslim bin ‘Aqil tak segera diketahui Husein. Kabar yang ia terima lewat surat yang dikirimkan utusannya tempo hari membuat Husein yakin untuk berangkat ke Kufah. Sejumlah sahabat dan keluarga Husein menasihatinya agar ia membatalkan niatnya untuk berangkat ke Kufah. Mereka mencemaskan Husein dan ragu akan sikap penduduk Kufah. “Aku khawatir kalau mereka membohongimu dan akan membiarkanmu menghadapi musuh seorang diri, bahkan tidak mustahil mereka akan berbalik menghantammu dan akan berlaku kejam terhadap keluargamu,” Kata Abdullah bin Abbas, saudara Husein. Nasihat serupa disampaikan juga oleh Abdullah bin Ja’far, ipar Husein. Ia tergesa-gesa menulis surat dari Madinah dan diantarkan langsung oleh kedua orang anak laki-lakinya kepada Husein. “Aku minta dengan sangat supaya anda membatalkan rencana keberangkatan ke Kufah setelah menerima suratku ini. Aku benar-benar khawatir kalau niat anda itu akan mengakibatkan anda binasa bersama segenap anggota keluarga anda. Kalau hal itu sampai terjadi, maka padamlah cahaya di permukaan bumi ini. Ingatlah, bahwa diri anda sesungguhnya adalah lambang semua orang beriman,” tulis Abdullah bin Ja’far.
Situasi Kufah yang telah berubah drastis dan terbunuhnya Muslim bin ‘Aqil tak segera diketahui Husein. Kabar yang ia terima lewat surat yang dikirimkan utusannya tempo hari membuat Husein yakin untuk berangkat ke Kufah. Sejumlah sahabat dan keluarga Husein menasihatinya agar ia membatalkan niatnya untuk berangkat ke Kufah. Mereka mencemaskan Husein dan ragu akan sikap penduduk Kufah. “Aku khawatir kalau mereka membohongimu dan akan membiarkanmu menghadapi musuh seorang diri, bahkan tidak mustahil mereka akan berbalik menghantammu dan akan berlaku kejam terhadap keluargamu,” Kata Abdullah bin Abbas, saudara Husein. Nasihat serupa disampaikan juga oleh Abdullah bin Ja’far, ipar Husein. Ia tergesa-gesa menulis surat dari Madinah dan diantarkan langsung oleh kedua orang anak laki-lakinya kepada Husein. “Aku minta dengan sangat supaya anda membatalkan rencana keberangkatan ke Kufah setelah menerima suratku ini. Aku benar-benar khawatir kalau niat anda itu akan mengakibatkan anda binasa bersama segenap anggota keluarga anda. Kalau hal itu sampai terjadi, maka padamlah cahaya di permukaan bumi ini. Ingatlah, bahwa diri anda sesungguhnya adalah lambang semua orang beriman,” tulis Abdullah bin Ja’far.
Pembantaian Karbala Namun, semua nasihat dan kekhawatiran yang terpancar dari keluarga dan para sahabatnya tidak berhasil membatalkan niat Husein untuk pergi ke Kufah. Keharuan menyelimuti penduduk Makkah saat mereka akhirnya terpaksa melepas Husein dan rombongannya yang hendak menuju Kufah pada 18 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah. Sebelum tiba di Kufah, Husein mengutus Qeis bin Mashar As-Saidawiy untuk pergi ke kota tersebut, untuk memastikan kembali situasi Kufah. Namun nahas, Qeis bin Mashar As-Saidawiy tertangkap Ubaidillah bin Ziyad dan pasukannya, lalu ia dibunuh. Saat Qeis bin Mashar As-Saidawiy pergi menjalankan perintahnya, datang kabar kepada Husein tentang kematian Muslim bin ‘Aqil dan situasi Kufah yang telah berubah. Namun, Husein beserta sebagian rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju Kufah. Kabar kedatangan Husein dan rombongannya di dekat perbatasan Kufah disambut dingin penduduk Kufah yang konon lebih dari 100.000 ribu orang menyatakan janji setianya kepada Husein. Kekhawatiran keluarga dan sahabat Husein di Makkah yang menasihatinya agar tidak berangkat ke Kufah ternyata benar. Rombongan Husein tiba di Karbala pada 2 Huharram 61 Hijriyah di bawah pengawasan ketat pasukan berkuda utusan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh Al-Hurr bin Yazid At-Tamimiy. Sementara Ubaidillah bin Ziyad sang kepala daerah Kufah kemudian menyiapkan pasukan tempur berkekuatan 4000 orang dengan persenjataan lengkap yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash. Pada 10 Muharam 61 Hijriyah atau 10 Oktober 680 Masehi, tepat hari ini 1338 tahun lalu, 4000 pasukan yang dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash menyerbu rombongan Husein yang hanya berkekuatan 72 orang; 32 orang prajurit berkuda dan 40 orang pejalan kaki, selebihnya terdiri dari anak-anak dan perempuan.
Pasukan Husein bertempur merangsek menghadapi hujan panah, lembing, tombak, dan ayunan pedang pasukan musuh. Namun, mereka akhirnya tumpas. Setelah pasukannya habis, akhirnya Husein pun dibunuh. Perang Karbala merupakan kelanjutan dari riwayat panjang tentang perselisihan dan permusuhan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah. Karen Amstrong dalam Sepintas Sejarah Islam (2000) menyebutnya sebagai "fitnah" yang melanda dunia Islam. Dan Perang Karbala pula yang menjadi puncak permusuhan itu menjadi batu tapal dimulainya keterbelahan antara kaum Sunni dan Syiah secara luas di seluruh dunia.
.Pemimpin Islam setelah Rasulullah dan khalifah pertama Abu Bakar wafat mengalami berbagai ujian. Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua tewas dibunuh Abu Lu’Lu’ah, seorang pandai besi asal Persia. Ia mendendam setelah Persia ditaklukkan pasukan Islam. Pada suatu pagi saat Umar bin Khattab dan kaum Muslimin melaksanakan salat Subuh di Masjid Nabawi, Abu Lu’Lu’ah menikam tubuh khalifah hingga tersungkur dan meninggal dunia. Sementara khalifah ketiga, Utsman bin Affan, tewas dibunuh kaum oposisi saat terjadi krisis politik yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Kaum Muslimin yang datang dari Mesir, Bashrah, dan Kufah mengepung rumah khalifah selama hampir empat puluh hari. Utsman bin Affan akhirnya tewas dihunjam dua tombak pendek milik para oposisi. Dan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat meninggal dunia dibunuh Abdurrahman bin Muljam, seorang kaum Khawarij, ketika ia sedang wudu untuk menunaikan salat Subuh. Abdurrahman bin Muljam yang datang tiba-tiba mengayunkan pedangnya yang terhunus. Khalifah keempat itu tak sempat mengelak hingga pedang mengenai kepalanya dan ia roboh. Beberapa saat kemudian ia meninggal dunia. Baca juga: Krisis Politik yang Menyebabkan Terbunuhnya Ali bin Abu Thalib Sejak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Muawiyah dari Bani Umayyah yang berkedudukan di Syam atau Suriah terus merongrong. Ia berambisi merebut tampuk kekuasaan khalifah. Dua hari sepeninggal Khalifah Ali bin Abi Thalib, kaum Muslimin di Kufah sebagai pusat pemerintahan Islam membaiat Hasan bin Ali (selanjutnya ditulis Hasan). Menurut Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978), beberapa saat sebelum Ali bin Abi Thalib wafat, salah seorang sahabatnya bertanya apakah para pengikutnya harus membaiat salah satu putranya, yakni Hasan. Ali bin Abi Thalib menjawab, “Aku tidak menyuruh dan tidak melarang.” Mulanya Hasan enggan menerima pembaiatan dirinya sebagai khalifah, tapi ia didesak penduduk Kufah sehingga akhirnya menerimanya. “Keengganan itu tampak sekali dari sikapnya yang pasif selama dua bulan sejak dibaiat sebagai khalifah. Selama itu ia tidak mengambil langkah apa pun juga terhadap ancaman Muawiyah bin Abu Sufyan di Syam yang sudah siap siaga hendak mencaplok seluruh dunia Islam,” tulis Al-Hamid Al-Husaini. Karakter Hasan yang lebih menyukai perdamaian membuat ia mengirim surat kepada Muawiyah, isinya mengajak Muawiyah untuk bergabung bersama orang-orang yang telah membaiatnya sebagai khalifah. Namun, Muawiyah yang telah berpengalaman dalam dunia politik justru menjawabnya dengan sinis. “Jika aku yakin bahwa engkau lebih tepat menjadi pemimpin daripada diriku, dan jika aku yakin bahwa engkau sanggup menjalankan politik untuk memperkuat kaum Muslimin dan melemahkan kekuatan musuh, tentu kedudukan khalifah akan kuserahkan kepadamu,” jawabnya. Muawiyah lalu melanjutkan dalam surat balasannya bahwa dirinya yakin jika ia lebih sanggup menjadi khalifah daripada Hasan karena lebih tua dan berpengalaman. Ia bahkan menyuruh Hasan untuk mendukung dirinya sebagai khalifah. Muawiyah lalu membawa pasukannya yang besar dari Syam menuju Kufah untuk menggulingkan Hasan yang telah dibaiat sebagai khalifah. Mendengar kabar pergerakan pasukan Muawiyah, Hasan mengumpulkan penduduk Kufah untuk bersiap melawan pasukan tersebut. Namun, penduduk Kufah yang telah membaiatnya sebagai khalifah justru merosot mentalnya. Sebagian dari mereka tidak menyambut seruan khalifah. Hanya sebagian saja yang bersiap maju ke medan pertempuran. Nahas, Ubaidillah bin Abbas, orang yang ditunjuk untuk memimpin pasukan yang bersiap membela khalifah tersebut ternyata berkhianat dan berbalik mendukung Muawiyah. Hal ini membuat semangat pasukan longsor. Malah karena persoalan politik lainnya, mayoritas penduduk Kufah berbalik hendak menjatuhkan khalifah. Di tengah situasi yang rumit tersebut, khalifah akhirnya memutuskan untuk melakukan perdamaian dengan Muawiyah. Salah satu poin perjanjian damai tersebut adalah menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, yang dikutip Hamka dalam pengantar di buku karya Al-Hamid Al-Husaini, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya anakku [Hasan]—Rasulullah kerap memanggil cucunya dengan ungkapan ‘anakku’—ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin.” Hal ini, menurut Hamka, memang terjadi pada tahun 40 Hijriyah saat Hasan menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah, sehingga dua kubu yang berseteru dapat bersatu di bawah kekhalifahan Muawiyah. “Tahun penyerahan kuasa itu dinamai orang: ‘Aamul Jamaah’ atau tahun bersatu kembali,” tulis Hamka. Permintaan Baiat dari Kufah Hasan yang telah menyerahkan kekhalifahannya kepada Muawiyah akhirnya meninggalkan Kufah dan pergi ke Madinah. Sampai akhir hayatnya ia tinggal di kota tersebut. Sementara Muawiyah meninggal dunia pada tahun ke-60 Hijriyah setelah sebelumnya menobatkan Yazid bin Muawiyah (selanjutnya ditulis Yazid), anaknya, sebagai putra mahkota yang akan meneruskan kepemimpinannya. Sepeninggal dua orang tersebut, sejarah mencatat bahwa kebencian Muawiyah kepada Ali bin Abi Thalib dan kebencian Muawiyah kepada Hasan, terus berlanjut ketika Yazid berkuasa yang membenci Husein, adiknya Hasan. Hal inilah yang akhirnya mengobarkan perang, atau lebih tepatnya pembantaian terhadap Husein dan pengikutnya di Karbala. Dalam catatan Al-Hamid Al-Husaini, kebencian Muawiyah terhadap Ali bin Abi Thalib dilatari tiga hal: Pertama, fanatisme kekabilahan yang secara turun-temurun menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang Bani Hasyim (Ali bin Abi Thalib keturunan Bani Hasyim). Kedua, karena Muawiyah tahu bahwa dalam peperangan masa lalu antara kaum Musyirikin Quraisy dan kaum Muslimin, banyak keluarga dan kerabatnya yang tewas di ujung pedang Ali bin Abi Thalib. Ketiga, Muawiyah mengenal tabiat Ali bin Abi Thalib sebagai sahabat Nabi yang keras membela kebenaran dan keadilan serta berani bertindak tegas terhadap kebatilan dan kezaliman. Naiknya Yazid sebagai penguasa baru yang berkedudukan di Damaskus, Syam, segera mengintai keselamatan Husein yang tinggal di Madinah. Mata-mata berkeliaran mengawasi gerak-gerik cucu Rasulullah tersebut. Demi keselamatan, ia beserta keluarganya akhirnya pindah ke Makkah. Penduduk Kufah yang semula daerahnya dijadikan pusat pemerintahan kekhalifahan, merasa kecewa dengan kepemimpinan Yazid. Mereka mengharapkan perubahan, dan harapan itu mereka sandarkan kepada Husein. Mereka lalu meminta Husein untuk pergi ke Kufah untuk mereka baiat sebagai khalifah. Dalam surat permintaan yang diterima Husein, mereka menyatakan bahwa lebih dari 100.000 penduduk Muslimin Kufah telah siap menerima kedatangannya. Meski kabar tersebut merupakan angin segar bagi Husein karena ternyata ada dukungan yang begitu besar untuk menghadapi kezaliman Yazid, tapi ia tak buru-buru menerima permintaan tersebut. Mula-mula ia mengutus Muslim bin Aqil pergi ke Kufah untuk memperoleh keterangan yang pasti tentang keadaan yang sebenarnya. Tak lama setelah tiba di Kufah, Muslim bin ‘Aqil menulis surat kepada Husein yang isinya menginformasikan bahwa penduduk Kufah telah bulat untuk membaiat Husein sebagai khalifah. Namun, kabar kedatangan Muslim bin ‘Aqil ke Kufah dan rencana pembaiatan Husein sebagai khalifah terdengar oleh Yazid. Ia lalu mengganti kepada daerah Kufah, Nu’man bin Bisyr oleh Ubaidillah bin Ziyad yang terkenal kejam. Pergantian kepala daerah tersebut membuat penduduk Kufah ketakutan, dan nasib Muslim bin ‘Aqil pun diintai marabahaya. Setelah mencoba bersembunyi di rumah penduduk, akhirnya Muslim bin ‘Aqil tertangkap dan dibunuh pasukan Ubaidillah bin Ziyad. Situasi Kufah yang telah berubah drastis dan terbunuhnya Muslim bin ‘Aqil tak segera diketahui Husein. Kabar yang ia terima lewat surat yang dikirimkan utusannya tempo hari membuat Husein yakin untuk berangkat ke Kufah. Sejumlah sahabat dan keluarga Husein menasihatinya agar ia membatalkan niatnya untuk berangkat ke Kufah. Mereka mencemaskan Husein dan ragu akan sikap penduduk Kufah. “Aku khawatir kalau mereka membohongimu dan akan membiarkanmu menghadapi musuh seorang diri, bahkan tidak mustahil mereka akan berbalik menghantammu dan akan berlaku kejam terhadap keluargamu,” Kata Abdullah bin Abbas, saudara Husein. Nasihat serupa disampaikan juga oleh Abdullah bin Ja’far, ipar Husein. Ia tergesa-gesa menulis surat dari Madinah dan diantarkan langsung oleh kedua orang anak laki-lakinya kepada Husein. “Aku minta dengan sangat supaya anda membatalkan rencana keberangkatan ke Kufah setelah menerima suratku ini. Aku benar-benar khawatir kalau niat anda itu akan mengakibatkan anda binasa bersama segenap anggota keluarga anda. Kalau hal itu sampai terjadi, maka padamlah cahaya di permukaan bumi ini. Ingatlah, bahwa diri anda sesungguhnya adalah lambang semua orang beriman,” tulis Abdullah bin Ja’far. Baca juga: Di Pangkuan Aisyah, Nabi Muhammad Berangkat Menemui Allah Pembantaian Karbala Namun, semua nasihat dan kekhawatiran yang terpancar dari keluarga dan para sahabatnya tidak berhasil membatalkan niat Husein untuk pergi ke Kufah. Keharuan menyelimuti penduduk Makkah saat mereka akhirnya terpaksa melepas Husein dan rombongannya yang hendak menuju Kufah pada 18 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah. Sebelum tiba di Kufah, Husein mengutus Qeis bin Mashar As-Saidawiy untuk pergi ke kota tersebut, untuk memastikan kembali situasi Kufah. Namun nahas, Qeis bin Mashar As-Saidawiy tertangkap Ubaidillah bin Ziyad dan pasukannya, lalu ia dibunuh. Saat Qeis bin Mashar As-Saidawiy pergi menjalankan perintahnya, datang kabar kepada Husein tentang kematian Muslim bin ‘Aqil dan situasi Kufah yang telah berubah. Namun, Husein beserta sebagian rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju Kufah. Kabar kedatangan Husein dan rombongannya di dekat perbatasan Kufah disambut dingin penduduk Kufah yang konon lebih dari 100.000 ribu orang menyatakan janji setianya kepada Husein. Kekhawatiran keluarga dan sahabat Husein di Makkah yang menasihatinya agar tidak berangkat ke Kufah ternyata benar. Rombongan Husein tiba di Karbala pada 2 Huharram 61 Hijriyah di bawah pengawasan ketat pasukan berkuda utusan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh Al-Hurr bin Yazid At-Tamimiy. Sementara Ubaidillah bin Ziyad sang kepala daerah Kufah kemudian menyiapkan pasukan tempur berkekuatan 4000 orang dengan persenjataan lengkap yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash. Pada 10 Muharam 61 Hijriyah atau 10 Oktober 680 Masehi, tepat hari ini 1338 tahun lalu, 4000 pasukan yang dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash menyerbu rombongan Husein yang hanya berkekuatan 72 orang; 32 orang prajurit berkuda dan 40 orang pejalan kaki, selebihnya terdiri dari anak-anak dan perempuan. Pasukan Husein bertempur merangsek menghadapi hujan panah, lembing, tombak, dan ayunan pedang pasukan musuh. Namun, mereka akhirnya tumpas. Setelah pasukannya habis, akhirnya Husein pun dibunuh. Perang Karbala merupakan kelanjutan dari riwayat panjang tentang perselisihan dan permusuhan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah. Karen Amstrong dalam Sepintas Sejarah Islam (2000) menyebutnya sebagai "fitnah" yang melanda dunia Islam. Dan Perang Karbala pula yang menjadi puncak permusuhan itu menjadi batu tapal dimulainya keterbelahan antara kaum Sunni dan Syiah secara luas di seluruh dunia. Baca juga: Aisyah binti Abu Bakar dan Perpecahan Sunni-Syiah Persoalan politik itu seolah-olah menjadi hulu ledak bagi timbulnya perdebatan yang tak berkesudahan, sebab kemudian dibumbui juga oleh perbedaan lain yang disebut-sebut kaum Sunni sebagai perbedaan secara syariat dan akidah. Sunni dan Syiah sama-sama mencintai Ahlul Bait atau keluarga Rasulullah, tapi karena persoalan syariat dan akidah semakin meruncing, maka keduanya tak bisa disatukan laksana air dan minyak. Dalam pengantarnya di buku Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978), Hamka menerangkan jika dirinya ditanya akan berpihak ke mana dalam pertentangan yang terjadi pada masa lalu itu, maka ia mengungkapkan bahwa dirinya akan berpendirian seperti para ulama terdahulu seperti Imam Abu Hanifah, Hasan Al Bishri, dan Umar bin Abdul Aziz yang berkata: "Itulah darah-darah yang telah tumpah, yang Allah telah membersihkan tanganku dari percikannya; maka tidaklah aku suka darah itu melumuri lidahku." Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan menarik lainnya Irfan Teguh (tirto.id - irf/ivn)
Pasukan Husein bertempur merangsek menghadapi hujan panah, lembing, tombak, dan ayunan pedang pasukan musuh. Namun, mereka akhirnya tumpas. Setelah pasukannya habis, akhirnya Husein pun dibunuh. Perang Karbala merupakan kelanjutan dari riwayat panjang tentang perselisihan dan permusuhan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah. Karen Amstrong dalam Sepintas Sejarah Islam (2000) menyebutnya sebagai "fitnah" yang melanda dunia Islam. Dan Perang Karbala pula yang menjadi puncak permusuhan itu menjadi batu tapal dimulainya keterbelahan antara kaum Sunni dan Syiah secara luas di seluruh dunia.
.Pemimpin Islam setelah Rasulullah dan khalifah pertama Abu Bakar wafat mengalami berbagai ujian. Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua tewas dibunuh Abu Lu’Lu’ah, seorang pandai besi asal Persia. Ia mendendam setelah Persia ditaklukkan pasukan Islam. Pada suatu pagi saat Umar bin Khattab dan kaum Muslimin melaksanakan salat Subuh di Masjid Nabawi, Abu Lu’Lu’ah menikam tubuh khalifah hingga tersungkur dan meninggal dunia. Sementara khalifah ketiga, Utsman bin Affan, tewas dibunuh kaum oposisi saat terjadi krisis politik yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Kaum Muslimin yang datang dari Mesir, Bashrah, dan Kufah mengepung rumah khalifah selama hampir empat puluh hari. Utsman bin Affan akhirnya tewas dihunjam dua tombak pendek milik para oposisi. Dan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat meninggal dunia dibunuh Abdurrahman bin Muljam, seorang kaum Khawarij, ketika ia sedang wudu untuk menunaikan salat Subuh. Abdurrahman bin Muljam yang datang tiba-tiba mengayunkan pedangnya yang terhunus. Khalifah keempat itu tak sempat mengelak hingga pedang mengenai kepalanya dan ia roboh. Beberapa saat kemudian ia meninggal dunia. Baca juga: Krisis Politik yang Menyebabkan Terbunuhnya Ali bin Abu Thalib Sejak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Muawiyah dari Bani Umayyah yang berkedudukan di Syam atau Suriah terus merongrong. Ia berambisi merebut tampuk kekuasaan khalifah. Dua hari sepeninggal Khalifah Ali bin Abi Thalib, kaum Muslimin di Kufah sebagai pusat pemerintahan Islam membaiat Hasan bin Ali (selanjutnya ditulis Hasan). Menurut Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978), beberapa saat sebelum Ali bin Abi Thalib wafat, salah seorang sahabatnya bertanya apakah para pengikutnya harus membaiat salah satu putranya, yakni Hasan. Ali bin Abi Thalib menjawab, “Aku tidak menyuruh dan tidak melarang.” Mulanya Hasan enggan menerima pembaiatan dirinya sebagai khalifah, tapi ia didesak penduduk Kufah sehingga akhirnya menerimanya. “Keengganan itu tampak sekali dari sikapnya yang pasif selama dua bulan sejak dibaiat sebagai khalifah. Selama itu ia tidak mengambil langkah apa pun juga terhadap ancaman Muawiyah bin Abu Sufyan di Syam yang sudah siap siaga hendak mencaplok seluruh dunia Islam,” tulis Al-Hamid Al-Husaini. Karakter Hasan yang lebih menyukai perdamaian membuat ia mengirim surat kepada Muawiyah, isinya mengajak Muawiyah untuk bergabung bersama orang-orang yang telah membaiatnya sebagai khalifah. Namun, Muawiyah yang telah berpengalaman dalam dunia politik justru menjawabnya dengan sinis. “Jika aku yakin bahwa engkau lebih tepat menjadi pemimpin daripada diriku, dan jika aku yakin bahwa engkau sanggup menjalankan politik untuk memperkuat kaum Muslimin dan melemahkan kekuatan musuh, tentu kedudukan khalifah akan kuserahkan kepadamu,” jawabnya. Muawiyah lalu melanjutkan dalam surat balasannya bahwa dirinya yakin jika ia lebih sanggup menjadi khalifah daripada Hasan karena lebih tua dan berpengalaman. Ia bahkan menyuruh Hasan untuk mendukung dirinya sebagai khalifah. Muawiyah lalu membawa pasukannya yang besar dari Syam menuju Kufah untuk menggulingkan Hasan yang telah dibaiat sebagai khalifah. Mendengar kabar pergerakan pasukan Muawiyah, Hasan mengumpulkan penduduk Kufah untuk bersiap melawan pasukan tersebut. Namun, penduduk Kufah yang telah membaiatnya sebagai khalifah justru merosot mentalnya. Sebagian dari mereka tidak menyambut seruan khalifah. Hanya sebagian saja yang bersiap maju ke medan pertempuran. Nahas, Ubaidillah bin Abbas, orang yang ditunjuk untuk memimpin pasukan yang bersiap membela khalifah tersebut ternyata berkhianat dan berbalik mendukung Muawiyah. Hal ini membuat semangat pasukan longsor. Malah karena persoalan politik lainnya, mayoritas penduduk Kufah berbalik hendak menjatuhkan khalifah. Di tengah situasi yang rumit tersebut, khalifah akhirnya memutuskan untuk melakukan perdamaian dengan Muawiyah. Salah satu poin perjanjian damai tersebut adalah menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, yang dikutip Hamka dalam pengantar di buku karya Al-Hamid Al-Husaini, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya anakku [Hasan]—Rasulullah kerap memanggil cucunya dengan ungkapan ‘anakku’—ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin.” Hal ini, menurut Hamka, memang terjadi pada tahun 40 Hijriyah saat Hasan menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah, sehingga dua kubu yang berseteru dapat bersatu di bawah kekhalifahan Muawiyah. “Tahun penyerahan kuasa itu dinamai orang: ‘Aamul Jamaah’ atau tahun bersatu kembali,” tulis Hamka. Permintaan Baiat dari Kufah Hasan yang telah menyerahkan kekhalifahannya kepada Muawiyah akhirnya meninggalkan Kufah dan pergi ke Madinah. Sampai akhir hayatnya ia tinggal di kota tersebut. Sementara Muawiyah meninggal dunia pada tahun ke-60 Hijriyah setelah sebelumnya menobatkan Yazid bin Muawiyah (selanjutnya ditulis Yazid), anaknya, sebagai putra mahkota yang akan meneruskan kepemimpinannya. Sepeninggal dua orang tersebut, sejarah mencatat bahwa kebencian Muawiyah kepada Ali bin Abi Thalib dan kebencian Muawiyah kepada Hasan, terus berlanjut ketika Yazid berkuasa yang membenci Husein, adiknya Hasan. Hal inilah yang akhirnya mengobarkan perang, atau lebih tepatnya pembantaian terhadap Husein dan pengikutnya di Karbala. Dalam catatan Al-Hamid Al-Husaini, kebencian Muawiyah terhadap Ali bin Abi Thalib dilatari tiga hal: Pertama, fanatisme kekabilahan yang secara turun-temurun menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang Bani Hasyim (Ali bin Abi Thalib keturunan Bani Hasyim). Kedua, karena Muawiyah tahu bahwa dalam peperangan masa lalu antara kaum Musyirikin Quraisy dan kaum Muslimin, banyak keluarga dan kerabatnya yang tewas di ujung pedang Ali bin Abi Thalib. Ketiga, Muawiyah mengenal tabiat Ali bin Abi Thalib sebagai sahabat Nabi yang keras membela kebenaran dan keadilan serta berani bertindak tegas terhadap kebatilan dan kezaliman. Naiknya Yazid sebagai penguasa baru yang berkedudukan di Damaskus, Syam, segera mengintai keselamatan Husein yang tinggal di Madinah. Mata-mata berkeliaran mengawasi gerak-gerik cucu Rasulullah tersebut. Demi keselamatan, ia beserta keluarganya akhirnya pindah ke Makkah. Penduduk Kufah yang semula daerahnya dijadikan pusat pemerintahan kekhalifahan, merasa kecewa dengan kepemimpinan Yazid. Mereka mengharapkan perubahan, dan harapan itu mereka sandarkan kepada Husein. Mereka lalu meminta Husein untuk pergi ke Kufah untuk mereka baiat sebagai khalifah. Dalam surat permintaan yang diterima Husein, mereka menyatakan bahwa lebih dari 100.000 penduduk Muslimin Kufah telah siap menerima kedatangannya. Meski kabar tersebut merupakan angin segar bagi Husein karena ternyata ada dukungan yang begitu besar untuk menghadapi kezaliman Yazid, tapi ia tak buru-buru menerima permintaan tersebut. Mula-mula ia mengutus Muslim bin Aqil pergi ke Kufah untuk memperoleh keterangan yang pasti tentang keadaan yang sebenarnya. Tak lama setelah tiba di Kufah, Muslim bin ‘Aqil menulis surat kepada Husein yang isinya menginformasikan bahwa penduduk Kufah telah bulat untuk membaiat Husein sebagai khalifah. Namun, kabar kedatangan Muslim bin ‘Aqil ke Kufah dan rencana pembaiatan Husein sebagai khalifah terdengar oleh Yazid. Ia lalu mengganti kepada daerah Kufah, Nu’man bin Bisyr oleh Ubaidillah bin Ziyad yang terkenal kejam. Pergantian kepala daerah tersebut membuat penduduk Kufah ketakutan, dan nasib Muslim bin ‘Aqil pun diintai marabahaya. Setelah mencoba bersembunyi di rumah penduduk, akhirnya Muslim bin ‘Aqil tertangkap dan dibunuh pasukan Ubaidillah bin Ziyad. Situasi Kufah yang telah berubah drastis dan terbunuhnya Muslim bin ‘Aqil tak segera diketahui Husein. Kabar yang ia terima lewat surat yang dikirimkan utusannya tempo hari membuat Husein yakin untuk berangkat ke Kufah. Sejumlah sahabat dan keluarga Husein menasihatinya agar ia membatalkan niatnya untuk berangkat ke Kufah. Mereka mencemaskan Husein dan ragu akan sikap penduduk Kufah. “Aku khawatir kalau mereka membohongimu dan akan membiarkanmu menghadapi musuh seorang diri, bahkan tidak mustahil mereka akan berbalik menghantammu dan akan berlaku kejam terhadap keluargamu,” Kata Abdullah bin Abbas, saudara Husein. Nasihat serupa disampaikan juga oleh Abdullah bin Ja’far, ipar Husein. Ia tergesa-gesa menulis surat dari Madinah dan diantarkan langsung oleh kedua orang anak laki-lakinya kepada Husein. “Aku minta dengan sangat supaya anda membatalkan rencana keberangkatan ke Kufah setelah menerima suratku ini. Aku benar-benar khawatir kalau niat anda itu akan mengakibatkan anda binasa bersama segenap anggota keluarga anda. Kalau hal itu sampai terjadi, maka padamlah cahaya di permukaan bumi ini. Ingatlah, bahwa diri anda sesungguhnya adalah lambang semua orang beriman,” tulis Abdullah bin Ja’far. Baca juga: Di Pangkuan Aisyah, Nabi Muhammad Berangkat Menemui Allah Pembantaian Karbala Namun, semua nasihat dan kekhawatiran yang terpancar dari keluarga dan para sahabatnya tidak berhasil membatalkan niat Husein untuk pergi ke Kufah. Keharuan menyelimuti penduduk Makkah saat mereka akhirnya terpaksa melepas Husein dan rombongannya yang hendak menuju Kufah pada 18 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah. Sebelum tiba di Kufah, Husein mengutus Qeis bin Mashar As-Saidawiy untuk pergi ke kota tersebut, untuk memastikan kembali situasi Kufah. Namun nahas, Qeis bin Mashar As-Saidawiy tertangkap Ubaidillah bin Ziyad dan pasukannya, lalu ia dibunuh. Saat Qeis bin Mashar As-Saidawiy pergi menjalankan perintahnya, datang kabar kepada Husein tentang kematian Muslim bin ‘Aqil dan situasi Kufah yang telah berubah. Namun, Husein beserta sebagian rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju Kufah. Kabar kedatangan Husein dan rombongannya di dekat perbatasan Kufah disambut dingin penduduk Kufah yang konon lebih dari 100.000 ribu orang menyatakan janji setianya kepada Husein. Kekhawatiran keluarga dan sahabat Husein di Makkah yang menasihatinya agar tidak berangkat ke Kufah ternyata benar. Rombongan Husein tiba di Karbala pada 2 Huharram 61 Hijriyah di bawah pengawasan ketat pasukan berkuda utusan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh Al-Hurr bin Yazid At-Tamimiy. Sementara Ubaidillah bin Ziyad sang kepala daerah Kufah kemudian menyiapkan pasukan tempur berkekuatan 4000 orang dengan persenjataan lengkap yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash. Pada 10 Muharam 61 Hijriyah atau 10 Oktober 680 Masehi, tepat hari ini 1338 tahun lalu, 4000 pasukan yang dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash menyerbu rombongan Husein yang hanya berkekuatan 72 orang; 32 orang prajurit berkuda dan 40 orang pejalan kaki, selebihnya terdiri dari anak-anak dan perempuan. Pasukan Husein bertempur merangsek menghadapi hujan panah, lembing, tombak, dan ayunan pedang pasukan musuh. Namun, mereka akhirnya tumpas. Setelah pasukannya habis, akhirnya Husein pun dibunuh. Perang Karbala merupakan kelanjutan dari riwayat panjang tentang perselisihan dan permusuhan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah. Karen Amstrong dalam Sepintas Sejarah Islam (2000) menyebutnya sebagai "fitnah" yang melanda dunia Islam. Dan Perang Karbala pula yang menjadi puncak permusuhan itu menjadi batu tapal dimulainya keterbelahan antara kaum Sunni dan Syiah secara luas di seluruh dunia. Baca juga: Aisyah binti Abu Bakar dan Perpecahan Sunni-Syiah Persoalan politik itu seolah-olah menjadi hulu ledak bagi timbulnya perdebatan yang tak berkesudahan, sebab kemudian dibumbui juga oleh perbedaan lain yang disebut-sebut kaum Sunni sebagai perbedaan secara syariat dan akidah. Sunni dan Syiah sama-sama mencintai Ahlul Bait atau keluarga Rasulullah, tapi karena persoalan syariat dan akidah semakin meruncing, maka keduanya tak bisa disatukan laksana air dan minyak. Dalam pengantarnya di buku Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978), Hamka menerangkan jika dirinya ditanya akan berpihak ke mana dalam pertentangan yang terjadi pada masa lalu itu, maka ia mengungkapkan bahwa dirinya akan berpendirian seperti para ulama terdahulu seperti Imam Abu Hanifah, Hasan Al Bishri, dan Umar bin Abdul Aziz yang berkata: "Itulah darah-darah yang telah tumpah, yang Allah telah membersihkan tanganku dari percikannya; maka tidaklah aku suka darah itu melumuri lidahku." Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan menarik lainnya Irfan Teguh (tirto.id - irf/ivn)
Baca juga
Rd. Rofik
Ahli perdagangan yang berpengalaman, menganalisis pasar, mengambil risiko terukur, mencari peluang, dan mengoptimalkan keuntungan.
Kontributor
Popular Post
Label List
Kabinet Blog
- Desember25
- November26
- Oktober4
- September2
- Agustus11
- Juli13
- Juni23
- Mei20
- April35
- Maret42
- Februari67
- Januari63
- Desember67
- November119
- Oktober182
- September190
- Agustus177
- Juli157
- Juni167
- Mei170
- April128
- Maret128
- Februari121
- Januari202
- Desember172
- November188
- Oktober225
- September117
- Agustus107
- Juli11
- Juni5
- Mei1
- April1
- Desember3
- November3
- September1
- Januari5
- September1
- Januari1
- Desember1
- November4
Posting Komentar
Posting Komentar