5 Guyon 'Receh' Anwar Ibrahim saat Kunjungan ke Indonesia


Jakarta, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, melempar sejumlah guyon "receh" ketika menjadi pembicara di CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta, pada Senin (9/1).
Kelakar-kelakar itu dilontarkan Anwar di hadapan Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.

1. Banyak alami surut ketimbang pasang
Saat membuka pidato, Anwar mengaku banyak mengalami pasang surut kehidupan. Ia berguyon lebih banyak mengalami fase "surut" dibandingkan "pasang" dalam hidup.
Anwar mulanya berujar hidupnya banyak mengalami lika-liku, kegetiran, dan pasang surut. Di tengah kalimat itu, dia menyelipkan guyonan bahwa ia lebih sering menghadapi fase turun ketimbang naik.
Meski begitu, Perdana Menteri ke-10 Malaysia itu mengklaim tak pernah merasa demikian dengan Indonesia.
"Dalam menghadapi liku-liku hidup, getir, pasang surut, lebih banyak surut dari pasang. Saya tidak pernah merasa terasing di Indonesia," kata Anwar.
"Dari tingkat presidennya hingga rakyat biasa menganggap saya seperti yang diungkapkan semasa saya disambut oleh ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bawah family trees Adi Sasono, Chairul Tanjung, dan teman-teman, diungkapkan Anwar (adalah) sahabat sejati

2. Makin kuat slogan Islam, makin banyak dana hilang
Anwar juga berkelakar soal kejujuran kala seseorang berada di tampuk kekuasaan. Dia menyebut mereka yang memegang kuasa, termasuk di negara Islam sekalipun, perlu dipertanyakan kejujurannya.
Ia lantas berkelakar sekaligus menyindir, biasanya kian kuat slogan Islam yang digembar-gemborkan, makin banyak uang rakyat hilang.

"Apakah benar orang yang memegang tampuk kekuasaan itu, yang menang dengan dukungan rakyat itu, menang dengan cara dan kaidah etik yang dapat dipertahankan? Nah, sudah punya kuasa, apakah mereka jujur dalam melaksanakan amanah itu? Memberantas korupsi yang sudah menjadi budaya?" ucapnya.

"Di negara-negara Islam, lebih kuat slogan Islamnya, lebih banyak dana hilang. Atau kalau di Malaysia, lebih kuat suara ketuanan Melayunya, lebih cepat lesat uangnya. Jadi, kita tidak boleh terpukau dengan slogan, janji-janji muluk, dan kata-kata karena kalau kita pegang terhadap prinsip Islam [itu harusnya] lebih keras lagi."
 
3. Tak punya 'cewek' di Indonesia
Dalam kesempatan itu, Anwar juga sempat berguyon tak punya kekasih di Indonesia meski punya hubungan baik dengan RI.
Saking baik hubungan Anwar dengan RI, banyak jurnalis mengira dia pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, padahal tidak.

"Wartawan banyak yang mengira saya pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, saya bilang tidak. Saya enggak pernah belajar di Indonesia. Cewek pun enggak ada di sini. Kalau ada, saya tidak akan mengaku untuk menjaga keharmonisan. Kalau ada pun diam-diam ya, hehe," ucapnya.

4. Pura-pura tak lihat protokoler
Anwar juga bercerita bahwa ia sangat menikmati perbincangan dengan Presiden Joko Widodo hingga lupa waktu. Ia pun sempat berpura-pura tak melihat protokoler yang sudah mengingatkan waktu hampir habis.
"Saya duduk dengan Presiden Jokowi tadi, lama. Lebih lama dari jadwal. Jadi saya lihat protokolnya sudah dua kali gerak-gerak. Kita pura-pura enggak lihat. Kok hidup kita mesti dikontrol oleh protokol semua? Menyiksa gitu. Hehe, maaf maaf," kata Anwar yang disambut gelak tawa peserta forum.
Dia lalu bercerita saat masih bebas bepergian tanpa harus dikontrol protokoler. Kala itu, dia merasa bebas ke sana-kemari, seperti untuk belanja dan jalan-jalan.
"Saya ingat kalau saya mau ke warung, [ya tinggal] ke warung. Saya mau jalan, [ya tinggal] jalan. Saya mau salam, [ya] salam. Tapi, kalau ada protokol kan lain," ucapnya.

5. Autobiografi buat yang mau pensiun
Anwar juga sempat berkelakar saat ditanya salah satu peserta forum soal kapan ia berencana meluncurkan autobiografi untuk merangkum kisah hidupnya yang menginspirasi.

Namun saat menjawab, dia justru bercanda dengan menyebut orang-orang yang menulis buku perjalanan hidup biasanya hampir pensiun.

"Autobiografi itu ditulis oleh orang-orang yang hampir pensiun. Saya baru satu bulan jadi perdana menteri sudah [diminta menulis autobiografi]," ujarnya terkekeh.

Kendati demikian, Anwar mengaku sedang menyusun "script" mengenai visi dan gagasan untuk Malaysia ke depan. Catatan itu dia buat saat masih di penjara.
"Saya menulis tentang rencana saya, bukan soal politik, tetapi visi dan ide untuk Malaysia. Catatan saya buat di penjara kemudian saya perbaiki. Itu namanya script. Dalam bahasa Melayu [disebut] madani," ucapnya.

"Tentang apa maksud kemapanan atau sustainability. Apa maksud caring and compassion. Apakah negara itu berkembang semata-mata dari sudut kekuatan ekonomi tanpa rahmah. Itu hal-hal yang bagaimana kita pulihkan trust."


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar