Skenario RI Antisipasi Gelombang Ketiga Corona di Tengah Ancaman Varian Mu


Jakarta - Saat ini, Indonesia sedang menyiapkan skenario untuk menghadapi kemungkinan gelombang ketiga COVID-19 dan ancaman varian baru, Mu yang disebut-sebut lebih berbahaya dan kebal vaksin.
Varian Mu pertama kali diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (31/08/2021) lalu. Varian baru COVID-19 ini pertama kali diidentifikasi Januari lalu di Kolombia. Hingga saat ini, varian Mu sudah menyebar di 40 negara.

Berdasarkan keterangan WHO varian Mu memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap kekebalan yang dibangun vaksin. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso menjelaskan, saat ini varian Mu sudah ditemukan di Jepang dan Hong Kong.

"Di Asia dibawa oleh pendatang di Hong Kong. Di Hong Kong break pertama jenis ini ditemukan pada Januari. Sudah (tersebar) di 39 negara untuk virus jenis ini," kata Suharso seperti dikutip CNBC, Minggu (05/09/2021).

Bappenas sendiri diberi tugas oleh negara untuk menyusun dengan mempertimbangkan hal ini. Sebab, faktor strategi internasional dan faktor lingkungan perlu menghitungkan hal tersebut.

Tak hanya itu, Suharso juga menyampaikan kemungkinan adanya potensi gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.
Meski begitu, pemerintah berharap gelombang ketiga COVID-19 dapat dicegah dan apabila masyarakat mematuhi dan menjalani protokol kesehatan ketat.

"Gelombang ketiga, kita harapkan tidak terjadi. Sekarang yang menjadi concern (pemerintah) sudah ada untuk mengantisipasi varian Mu," ujar Suharso.
"Dalam kondisi vaksinasi merupakan game changer utama yang lebih permanen," pungkasnya menambahkan.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengumumkan bahwa varian Mu sudah ditemukan di Amerika Selatan dan Eropa. WHO sedang melakukan pemantauan khusus terhadap varian MU untuk menyelidiki apakah varian ini lebih menular dibanding varian asli COVID-19.

"Meski sekarang situasi terlihat normal, sekarang pembukaan kegiatan ekonomi sosial telah perlahan dilakukan pemerintah. Di samping itu pemerintah melakukan pengawasan dalam dan luar negeri untuk mencegah adanya imported case," kata Wiku, Kamis (2/9/2021).


#GresikBaik
#infogresik
#Gusfik

Baca juga

Posting Komentar