Gaya Hidup Untuk Kamu yang Ogah Melarat di Hari Tua

Miskin, kata itu seperti sebuah ketakutan tersendiri bagi semua orang. Apalagi miskin di masa tua. Pasti masa mudanya akan dipertanyakan. Ngapain aja?

Kita di masa tua bisa jadi gambaran kita di masa muda. Tuanya miskin dan melarat bisa jadi karena masa mudanya malas-malasan dan tidak punya simpanan. Alhasil, saat sudah tua tidak ada pegangan yang bisa digunakan sama sekali.

Oleh karena itu, mumpung masih muda yuk kita perbaiki gaya hidup dan mulai berpikir tentang masa depan.
1. Mencari Pekerjaan Terbaik
Mencari Pekerjaan Terbaik
Mencari pekerjaan terbaik via flashpointtraining.com
Pekerjaan terbaik tidak selalu berarti pekerjaan dengan penghasilan tinggi. Pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang kita miliki saat ini. Entah itu pekerjaan yang sesuai passion ataupun gajinya mencukupi. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing.

Mendapatkan pekerjaan saat ini tidak mudah. Semua orang hampir setiap hari lulus dari sekolah dan perguruan tinggi, setiap hari juga para pencari kerja tercipta. Oleh karena itu, syukurilah pekerjaan yang telah kita miliki saat ini.

Pikirkan masih banyak pencari kerja dan pengangguran di luar sana yang menginginkan posisi kita.
2. Jangan Gengsi dengan Keadaan
Jangan Gengsi dengan Keadaan
Jangan gengsi dengan keadaan via glitzmedia.co
Kalau kehidupan menuntut kita hidup seadanya dan harus menghemat banyak hal, kenapa harus gengsi. Mengutamakan gengsi tidak menjamin kamu dihormati atau kaya di masa depan. Lebih baik seadanya tapi masih menyesuaikan dengan keadaan.

Misalnya, kita ingin seperti rekan kerja lain yang setiap hari bisa ngopi-ngopi di café. Sementara, uang kita hanya bisa sebulan sekali saja jika ingin ikut ke sana. Jujur saja, tidak usah malu! Setidaknya dalam sebulan kita masih bisa ikut kumpul dengan mereka.

Berangkat ke kantor pun tidak wajib dengan kendaraan pribadi. Banyak kendaraan umum yang bisa kita gunakan jasanya. Lebih hemat uang dan waktu. Jadi, untuk apa gengsi-gengsi?

3. Mengutamakan Tabungan Masa Depan
Mengutamakan Tabungan Masa Depan
Mengutamakan tabungan masa depan via kompas.com
Miliki sejumlah tabungan rencana saat masih muda untuk mempermudah tercapainya goal kita di masa mendatang. Misalnya, tabungan rencana pernikahan, jenjang pendidikan selanjutnya, membeli rumah, membeli kendaraan, umroh, dan pensiun.

Kalau penghasilan yang dimiliki tidak cukup untuk mengisi semua tabungan tersebut dalam sekali menabung setiap bulannya, kita rencanakan untuk mengisinya bergiliran. Bulan ini untuk tabungan rencana pernikahan, bulan selanjutnya untuk rencana S2, dan seterusnya.

Tapi, kita harus bisa menjaga komitmen dengan diri sendiri untuk tidak mencurangi tabungan ini. Menabung dengan konsisten dalam jumlah yang juga pasti dalam setiap bulannya.
4. Pikirkan Rumah Tangga
Pikirkan Rumah Tangga
Pikirkan rumah tangga via budgetdirect.com.au
Rumah tangga adalah dunia yang harus kita pikirkan di usia yang sudah matang. Bagi pria, menjelang usia 30 biasanya pemikiran ini hadir.

Menikah itu butuh biaya. Tapi, biaya setelah menikah itu yang lebih besar. Kita harus bisa memenuhi semuanya sendiri, sebagai kepala keluarga. Sifatnya pun sepanjang usia pernikahan kita dengan pasangan tersebut. Beda sekali dengan biaya saat menikah yang mendapat bantuan dari berbagai pihak keluarga.
Referensi Informasi Era Digital
Beranda  Finansial  Gaya Hidup Untuk Kamu yang Ogah Melarat di Hari Tua
Gaya Hidup Untuk Kamu yang Ogah Melarat di Hari Tua
Oleh Tasbihul Mamnun

 
Miskin, kata itu seperti sebuah ketakutan tersendiri bagi semua orang. Apalagi miskin di masa tua. Pasti masa mudanya akan dipertanyakan. Ngapain aja?

Kita di masa tua bisa jadi gambaran kita di masa muda. Tuanya miskin dan melarat bisa jadi karena masa mudanya malas-malasan dan tidak punya simpanan. Alhasil, saat sudah tua tidak ada pegangan yang bisa digunakan sama sekali.

Oleh karena itu, mumpung masih muda yuk kita perbaiki gaya hidup dan mulai berpikir tentang masa depan.


 
Table of Contents
1. Mencari Pekerjaan Terbaik
Mencari Pekerjaan Terbaik
Mencari pekerjaan terbaik via flashpointtraining.com
Pekerjaan terbaik tidak selalu berarti pekerjaan dengan penghasilan tinggi. Pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang kita miliki saat ini. Entah itu pekerjaan yang sesuai passion ataupun gajinya mencukupi. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing.

Mendapatkan pekerjaan saat ini tidak mudah. Semua orang hampir setiap hari lulus dari sekolah dan perguruan tinggi, setiap hari juga para pencari kerja tercipta. Oleh karena itu, syukurilah pekerjaan yang telah kita miliki saat ini.

Pikirkan masih banyak pencari kerja dan pengangguran di luar sana yang menginginkan posisi kita.


2. Jangan Gengsi dengan Keadaan
Jangan Gengsi dengan Keadaan
Jangan gengsi dengan keadaan via glitzmedia.co
Kalau kehidupan menuntut kita hidup seadanya dan harus menghemat banyak hal, kenapa harus gengsi. Mengutamakan gengsi tidak menjamin kamu dihormati atau kaya di masa depan. Lebih baik seadanya tapi masih menyesuaikan dengan keadaan.

Misalnya, kita ingin seperti rekan kerja lain yang setiap hari bisa ngopi-ngopi di café. Sementara, uang kita hanya bisa sebulan sekali saja jika ingin ikut ke sana. Jujur saja, tidak usah malu! Setidaknya dalam sebulan kita masih bisa ikut kumpul dengan mereka.

Berangkat ke kantor pun tidak wajib dengan kendaraan pribadi. Banyak kendaraan umum yang bisa kita gunakan jasanya. Lebih hemat uang dan waktu. Jadi, untuk apa gengsi-gengsi?

3. Mengutamakan Tabungan Masa Depan
Mengutamakan Tabungan Masa Depan
Mengutamakan tabungan masa depan via kompas.com
Miliki sejumlah tabungan rencana saat masih muda untuk mempermudah tercapainya goal kita di masa mendatang. Misalnya, tabungan rencana pernikahan, jenjang pendidikan selanjutnya, membeli rumah, membeli kendaraan, umroh, dan pensiun.

Kalau penghasilan yang dimiliki tidak cukup untuk mengisi semua tabungan tersebut dalam sekali menabung setiap bulannya, kita rencanakan untuk mengisinya bergiliran. Bulan ini untuk tabungan rencana pernikahan, bulan selanjutnya untuk rencana S2, dan seterusnya.

Tapi, kita harus bisa menjaga komitmen dengan diri sendiri untuk tidak mencurangi tabungan ini. Menabung dengan konsisten dalam jumlah yang juga pasti dalam setiap bulannya.


 
4. Pikirkan Rumah Tangga
Pikirkan Rumah Tangga
Pikirkan rumah tangga via budgetdirect.com.au
Rumah tangga adalah dunia yang harus kita pikirkan di usia yang sudah matang. Bagi pria, menjelang usia 30 biasanya pemikiran ini hadir.

Menikah itu butuh biaya. Tapi, biaya setelah menikah itu yang lebih besar. Kita harus bisa memenuhi semuanya sendiri, sebagai kepala keluarga. Sifatnya pun sepanjang usia pernikahan kita dengan pasangan tersebut. Beda sekali dengan biaya saat menikah yang mendapat bantuan dari berbagai pihak keluarga.


Ada kemungkinan setelah menikah, jika sebelumnya istri bekerja, maka akan berhenti kerja. Entah itu karena alasan mengurus rumah hingga mengurus anak. Otomatis, masalah financial secara keseluruhan istri dan anak yang tidak sedikit itu ada di pundak kita.

Memang, kalaupun istri bekerja, penghasilannya adalah haknya. Tapi melihat kondisi kita, dalam memenuhi kebutuhan pribadinya biasanya istri akan menggunakan uangnya sendiri. sehingga bagi suami, jatuhnya lebih ringan.

Nah, kalau keadaannya seperti itu, apakah kamu sudah siap menikah? Siapkah dengan berbagai tanggungan sesudah menikah nanti?

5. Jangan Lewatkan Membeli Polis Asuransi
Gaya Hidup Untuk yang Ogah Melarat di Hari Tua
Banyaknya beban keuangan, mulai dari harus punya tabungan masa depan dan berbagai tabungan rencana lainnya hingga menjaga terpenuhinya kebutuhan financial istri dan anak setelah berumah tangga membuat kita harus waspada. Jangan sampai kita sakit apalagi mengalami hal-hal buruk yang bisa berakibat pada terganggunya pekerjaan. Belum lagi kalau sakit atau kecelakaan pasti butuh biaya rumah sakit yang tidak sedikit. Oleh karena itu, belilah polis asuransi!

Minimal, kita harus punya asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Polis ini akan membantu pertangungan biaya pada resiko-resiko buruk yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan jiwa. Dimana, dampaknya langsung pada keluarga kita. Jangan sampai mereka kehilangan peran kita dalam masalah keuangan tersebut.

Agar tetap ramah di kantong, pilihlah jenis asuransi yang preminya tidak sampai 20% dari jumlah pendapatan.

Baca juga

Posting Komentar